Eriko Sotarduga: PDIP Hadirkan Budaya Lokal dan Semangat Kebangsaan
- VIVA / Zendy Pradana
VIVA Nasional – Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga menekankan pentingnya terus menghadirkan budaya lokal dan semangat kebangsaan. Eriko mengatakan, baginya politik dan kekuasaan (power) itu menjadi dua sisi mata uang yang saling berdekatan dan tidak terpisahkan satu sama lain. Keduanya juga menyentuh ke aspek-aspek lainnya, seperti ekonomi, sosial, dan budaya.
"Politik bukan hanya Pertarungan Kekuasaan, kita juga hadirkan Budaya Lokal dan Semangat Kebangsaan," kata Eriko dalam keterangan yang diterima Senin 7 November 2022
Salah satu budaya yang saat ini mulai tergerus gelombang perubahan zaman adalah budaya Betawi yang merupakan budaya asli Kota Jakarta. Sebelum era 80-an, masyarakat masih memakai adat budaya Betawi di berbagai aktivitasnya. Tapi saat ini, beberapa ritual budaya yang lekat selama ini dalam kegiatan perhelatan perlahan hilang dengan alasan pemilihan model yang simpel dan mengikuti budaya kekinian dianggap lebih menarik.
Budaya Betawi Harus Dilestarikan
Berangkat dari keprihatinan tersebut, kader PDIP yang juga pengusaha kuliner, Brando Susanto, bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menggelar acara bertema Malam Budaya Berbasis Komunitas Jakarta.
Dalam kegiatan itu, Brando mengatakan bahwa Pelestarian budaya Betawi harus menjadi perhatian semua kalangan. Hal itu mengingat adanya Perda No.4 tahun 2015 sebagai payung hukum yang bisa dijadikan landasan untuk menunjang eksistensi dari kebudayaan Betawi di DKI Jakarta.
"Jangan sampai budaya Betawi di DKI Jakarta ini punah dan berakhir menjadi sejarah atau hanya sebagai hikayat yang diceritakan pada masa depan. Lantaran kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya Betawi di masyarakat," ujar Brando
Budaya Tak Boleh Dijadikan Alat Mengamen
Sementara itu, Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Jhonny Simanjuntak menyoroti masih adanya pemahaman yang salah dalam pelestarian budaya Betawi di masyarakat. Salah satunya, masih adanya ondel-ondel yang digunakan untuk mengamen.
"Sejak awal kami sudah meminta kepada Satpol PP melarang ondel-ondel untuk ngamen. Sebab ondel-ondel itu adalah ikon budaya Betawi, sebagaimana tertera dalam Perda Pelestarian Budaya Betawi, rasanya tidak elok ikon budaya dijadikan alat ngamen, dan pengamennya kalau kita cermati lebih mendalam tidak mencerminkan karakter Betawi " ujar Jhonny.
Dalam acara Malam Budaya Berbasis Komuitas Jakarta yang dihadiri oleh sekitar 500 pengunjung tersebut menyajikan rangkaian acara Budaya Betawi Palang Pintu, Tarian Tradisional Harmoni Budaya Jakarta, Ondel-ondel, Gambang Kromong dan Bodoran.
Senada dengan Jhonny Simanjuntak, Anggota DPR RI Eriko Sotarduga mengatakan bahwasanya dengan melestarikan kesenian Betawi, maka tugas ideologis masyarakat sebagai bagian dari unsur negara juga akan teraktualisasikan.
Mengutip ungkapan Bung Karno, ia menegaskan bahwa melestarikan kesenian tradisional ini dapat menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia.