Tingkatkan Pelayanan Masyarakat, Pemprov DKI Kembangkan Super-App JAKI dan Transformasi Digital

Tampilan Jaki, aplikasi pemantau banjir Jakarta.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Pemprov DKI Jakarta terus berupaya melakukan berbagai terobosan dalam mengembangan aplikasi Jakarta Kini (JAKI) dan menerapkan transformasi digital di lingkungan Pemprov DKI Jakarta

Korlantas Polri Siagakan Ambulans Udara dan 17 Aplikasi Demi Lancarkan Libur Nataru 2024

Pada 2022 ini, ada beberapa fitur tambahan yang disematkan dalam super-app tersebut. Salah satunya fitur JakTransport untuk melihat rute moda transportasi massal di Jakarta.

"Saat ini sudah tersedia informasi mengenai MRT dan akan diikuti LRT serta Transjakarta yang masih dalam pengembangan," ucap Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City (JSC), Yudhistira Nugraha, dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2022).

Full Senyum! Ini Ketentuan Resmi Opsen Pajak Kendaraan di Jakarta

Selain itu, JAKI terus melakukan improvisasi terhadap fitur Digital ID, dengan target seluruh layanan Pemprov DKI Jakarta akan seamless dan pengguna tidak perlu mendaftar atau masuk berkali-kali untuk setiap layanan. Kepemilikan Digital ID ini diutamakan bagi seluruh penerima program bantuan sosial, seperti penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, Kartu Penyandang Disabilitas, Kartu Lansia Jakarta, dan penghuni rusun Pemprov DKI Jakarta.

Saat ini, fitur tersebut sudah dapat dinikmati pengguna Android dan akan menyusul untuk pengguna iOS.

Sambut Natal dan Tahun Baru, BRI Pastikan Kehandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel

Lalu, untuk meningkatkan semangat partisipasi warga, JAKI juga sedang mengembangkan gamifikasi. Harapannya, gamifikasi ini dapat menambah semangat warga dalam menggunakan aplikasi JAKI untuk kebutuhan sehari-hari.

Yudhistira mengungkapkan, jumlah pengguna aplikasi JAKI terus meningkat. Tercatat hingga 31 Juli 2022, JAKI sudah diunduh oleh 2.813.234 pengguna dengan rata-rata pengguna harian sebesar 300 ribu pengguna.

Yang terbaru, fitur JakSehat besutan Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah terintegrasi dengan JAKI. 

“Semoga fitur JakSehat dapat memudahkan warga untuk mengakses layanan kesehatan secara online, lebih hemat waktu, tanpa harus menggunakan banyak aplikasi. Inovasi fitur JakSehat akan terus berkembang, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dari lahir sampai meninggal, dari proses interaksi dan kolaborasi dengan pemerintah, bisnis, serta masyarakat,” tutur Yudhistira.

Berdasarkan survei yang dilakukan JSC, 72,8 persen dari 1.821 pengguna JAKI menilai aplikasi ini sangat membantu kehidupan mereka sehari-hari.

Manfaat dari aplikasi JAKI ini misalnya dirasakan oleh Anna Suci. Warga Ciracas, Jakarta Timur, ini mengaku, menggunakan aplikasi tersebut untuk mendaftar vaksinasi. Berkat JAKI, wanita 32 tahun itu mendapatkan vaksin booster maupun dua vaksin sebelumnya. 

"Tiga vaksinasi selalu pakai aplikasi JAKI. Informasi soal vaksin lengkap, bisa langsung daftar juga. Di lokasi vaksinasi pun enggak ribet dan prosesnya jadi cepat," kisahnya.

Berkat layanan tersebut, JAKI meraih medali emas untuk kategori sektor publik pada kompetisi teknologi dan inovasi tingkat Asia Tenggara, ASEAN ICT Awards (AICTA) 2021.

Transformasi Digital 
Jakarta Smart City juga terus melakukan transformasi digital di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, seperti membangun sistem pengendalian banjir (Flood Control System). Tak tanggung-tanggung, inovasi hasil kolaborasi JSC dengan Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta ini menjadi juara dalam ajang bergengsi tingkat dunia, World Summit on Information Society (WSIS) Prizes 2022. Sistem tersebut dinilai mampu membantu memprediksi potensi bencana sebelum terjadi dan mengoptimalkan pengendalian ketika terjadi bencana banjir.

Kolaborasi digital terus dilakukan, termasuk dengan berbagai pihak di luar Pemprov DKI Jakarta. Salah satu wujudnya adalah kehadiran Jakarta Future City Hub sebagai pusat kolaborasi digital. Jakarta Future City Hub menyediakan one-stop-shop untuk startup, founders, dan inovator dalam konsep co-working, networking, dan ruang kegiatan serta lokakarya untuk pengembangan ekosistem startup di Jakarta. 

Nantinya, Jakarta Future City Hub dapat mempertemukan pemangku permasalahan kota (problem owner) dengan pemberi solusi (problem solver). Jakarta Future City Hub dibangun melalui skema Smart Change Project, kerja sama antara Senat Kota Berlin dan Pemprov DKI Jakarta yang didanai oleh Uni Eropa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya