Muktamar Muhammadiyah di Solo Gunakan e-Voting, Abdul Mu'ti: Mengurangi Kertas, Selamatkan Planet
- VIVA/ Fajar Sodiq
VIVA Nasional – Sebanyak 96 nama telah masuk dalam daftar bakal calon Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Dalam Muktamar ke-48 yang digelar di Solo pada 18-20 November 2022, para muktamirin akan memilih 13 nama. Kali ini, tidak menggunakan kertas tetapi melalui e-voting.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti mengaku belum mengetahui nama-nama dari 96 calon yang ada tersebut. Nama-nama tersebut, baru akan diketahui pada sidang pleno pertama.
“96 namanya siapa saja nanti akan disampaikan. Dan insya Allah nama-nama itu akan bisa diakses teman-teman wartawan,” kata Mu'ti saat konferensi pers persiapan Mukmatar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jumat 4 November 2022.
Dia menjelaskan, nama-nama tersebut masih berada di tangan panitia pemilihan Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nantinya, akan dipilih 13 sebagai anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah karena organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut menggunakan model kolektif kolegial.
“Sekarang nama-nama itu masih ada di panitia pemilihan. Yang siapa-siapa saja saja juga tidak tahu (namanya),” ujar dia.
Dalam Muktamar Muhammadiyah nanti, agenda pemilihan akan dilakukan secara e-voting. Ini adalah terobosan pertama dari muktamar-muktamar yang telah dilakukan sebelumnya.
“Pertimbangan pemilihan e-voting itu, pertama supaya ada akurasi ya. Dulu kan pemilihan nulis ya, itu kan milih 13 nama kadang-kadang ada yang namanya sama. Kan seperti itu tidak boleh terjadi, jadi e-voting untuk mengurangi suara yang tidak sah,” jelasnya.
Selain itu, Mu’ti menyebutkan alasan yang kedua menggunakan pemilihan e-voting lantaran bisa mempercepat durasi waktu penghitungan suara pada saat pemilihan pada muktamar nanti.
“Nah yang ketiga, saya kira penting mengurangi kertas berarti menyelamatkan planet,” ucap dia.
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Muktamar tahun 2022 ini jelas Mu’ti, harusnya dilaksanakan pada 2020. Namun mengalami penundaan selama 2 tahun karena pandemi COVID-19.
“Seharusnya muktamar diselenggarakan pada tahun 2020,” kata dia.