Kronologi Gedung Kebudayaan Sawahlunto Warisan Dunia UNESCO Terbakar
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA Nasional – Gedung Pusat Kebudayaan Kota Sawahlunto dilaporkan terbakar, Kamis 3 November 2022. Belum diketahui penyebab munculnya sumber api yang membakar hangus gedung peninggalan peninggalan Kolonial Belanda, yang kini masuk dalam bagian Situs Warisan Dunia UNESCO itu. Berdasarkan informasi yang dihimpun, titik api terpantau muncul dari bagian atau bagian tengah ruangan.
”Kejadiannya sekira pukul 10.15 WIB. Sumber api dari atap bagian tengah gedung. Seluruh armada kita kerahkan tadi. Dibantu juga armada dari Kabupaten Sijunjung,”kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kota Sawahlunto, Kelly, Kamis 3 November 2022.
Kelly menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Proses pemadaman api diperkirakan selama dua jam. Hingga kini, tim masih melakukan proses pendinginan.
Sementara Kapolres Sawahlunto AKBP. Purwanto Hari Subekti menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dari kebakaran tersebut.
"Untuk sementara dari keterangan saksi dan warga di sekitar lokasi, mereka menyebut api mulai terlihat sekitar pukul 09.30 WIB. Api itu muncul dari bagian atas yaitu dari atap bangunan, warga menduga ada permasalahan jaringan listrik di bagian atap tersebut," ujar AKBP. Purwanto.
Menurut dia, lokasi kebakaran sudah dipasang garis polisi (police line), setelah itu tim Polres Sawahlunto melaksanakan pemeriksaan dan penyelidikan lokasi.
"Kita jalankan pemeriksaan dan penyelidikan sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP) yang berlaku," kata dia.
Diketahui, Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto merupakan sebuah gedung yang terletak di Jl. Ahmad Yani No. 4 Sawahlunto. Berdasarkan catatan sejarah, Gedung yang awalnya bernama Gluck Auf ini, dibangun pada tahun 1910.
Di masa penjajahan, gedung ini berfungsi sebagai gedung pertemuan. Dimana para pejabat pemerintahan kolonial Belanda sektor pertambangan batu bara berkumpul untuk menghibur diri. Gedung ini juga disebut dengan Gedung Bola, oleh karena pada salah satu sisi bangunannya dijadikan sebagai tempat bermain boling dan biliar petinggi Belanda saat itu.