TGIPF Ungkap 2 Korban Tragedi Kanjuruhan Bakal Diautopsi 5 November 2022

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.
Sumber :
  • VIVAnews/Lucky Aditya

VIVA Nasional – Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Laode M Syarif mengatakan, timnya akan menggali kuburan korban Tragedi Kanjuruhan untuk dilakukan autopsi pada 5 November mendatang. Hal tersebut dilakukan karena adanya keluarga korban yang meminta dilakukan proses autopsi.

Kronologi Polisi Tembak Pelajar hingga Tewas di Semarang

Laode mengatakan, selama ini ada pihak yang mendatangi keluarga korban yang merayu untuk membatalkan autopsi tersebut. Pihak yang merayu itu datang dengan membawa bingkisan serta memberikan nasihat dengan tujuan keluarga korban batal menggelar autopsi.

"Tanggal 5 November jam 09.00 WIB pagi, ada dua nama yang akan diautopsi," ujar Laode kepada wartawan, dikutip Senin, 31 Oktober 2022.

Usman Hamid: Banyak Anggota Polisi Resah, Dipaksa Buat Memenangkan Kandidat Tertentu di Pilkada

"Banyak pihak yang datang bawa bingkisan, bahkan diceramahin bahwa 'dia sudah tenang di alam sana, ngapain kita menggali lagi kuburnya', seperti itu," sambungnya.

Ilustrasi/Proses autopsi korban penembakan

Photo :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sebelum Ditembak Mati AKP Dadang, Kompol Ulil Curhat Tugasnya Berat dan Minta Izin Berhenti jadi Polisi

Dengan adanya rayuan tersebut, Laode menyatakan keluarga korban merasa mendapat tekanan. Mereka pun merasa tidak nyaman dengan adanya pihak yang meminta untuk membatalkan autopsi.

Oleh sebab itu, dia meminta pihak terkait dalam hal ini Kepolisian untuk lebih serius dalam menangani kasus ini. Menurutnya, autopsi menjadi penting karena merupakan penyidikan kejahatan secara ilmiah.

"Jadi polisi harus menggunakan segala cara yang ada untuk menginvestigasi itu, harusnya didukung," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Tama S Langkun mengatakan dalam pengusutan kasus tersebut tidak cukup sebatas dengan mencari apa penyebab dari tragedi yang berdarah itu.

Menurut Tama, pemulihan terhadap hak-hak korban juga perlu menjadi hal yang harus diutamakan.

"Tanggung jawab kepada korban menurut saya sudah harus menjadi prioritas, jadi saya berharap penyidik ataupun negara melalui Pemerintah itu tidak hanya fokus pada mengungkap perkaranya saja, tetapi kemudian melepas soal upaya-upaya memulihkan korban," kata Tama.

Sebelumnya diberitakan, Devi Athok, warga Bululawang, Kota Malang kehilangan anggota keluarganya. Dua putrinya yang ikut menonton laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 jadi korban meninggal dunia.

Dia awalnya, berencana meminta autopsi untuk dua putrinya. Namun, rencana itu dibatalkan karena diduga merasa ada intimidasi. Rencana autopsi yang akan digelar pada Kamis, 20 Oktober 2022 itu pun akhirnya batal.

Masyarakat berdoa untuk tragedi Kanjuruhan

Photo :
  • AP Photo/Dicky Bisinglasi

Sekjen KontraS, Andy Irfan membenarkan bahwa sebelumnya ada keluarga korban yang meminta untuk autopsi dua anaknya. Namun dalam prosesnya, ada yang datang meminta keluarga korban mencabut ketersediaan melakukan autopsi.

"Akhirnya kemarin keluarga korban merasa terintimidasi. Mereka (polisi) datang ke rumah dalam rangka meminta ayah korban itu untuk mencabut pernyataan siap autopsi. Sampai sudah dibuatkan sama pihak aparat (pernyataan mencabut autopsi) di rumahnya," tutur Andy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya