Bamsoet Sebut Indonesia Terjebak dalam Demokrasi Angka dan NPWP

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet)
Sumber :
  • VIVA: Surya Aditiya

VIVA Nasional – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti fenomena yang sering ia temukan menjelang tahun politik. Menurutnya terdapat beberapa fenomena yang membuatnya ragu dengan demokrasi di Indonesia.

Putusan MK soal "Parliamentary Treshold" Juga Jadi Bahan Revisi UU, Kata Wakil Ketua DPR

“Setiap kali memasuki tahun-tahun politik masyarakat Indonesia masih sering bertikai satu sama lain, itu membuktikan Indonesia masih jauh dari kata bahagia,” ujar Bamsoet saat menghadiri HUT Aliansi Kebangsaan ke-12 di Jakarta Jumat, 28 Oktober 2022.

(ki-ka) Aburizal Bakrie, Pontjo Sutowo, Bambang Soesatyo

Photo :
  • VIVA: Surya Aditiya
Pimpinan MPR Ingatkan Jangan Ada yang Coba-coba Main Anggaran di Program Makan Bergizi Gratis

Selain itu, dia juga menyorot soal politisi yang kerap blusukan menjelang tahun politik ke daerah untuk bertemu rakyat. Ia menduga hal itu bukan semata-mata dilakukan untuk mendengar aspirasi rakyat melainkan untuk meraup “angka-angka”.

“Kemudian politisi dan pekerja-pekerja partai yang ke daerah-daerah turun ke rakyat, menemui rakyat, apa itu dilakukan dalam rangka menjawab aspirasi rakyat? Rasa-rasanya yang dicari bukan aspirasi rakyat, tapi angka-angka,” paparnya

MK Hapus Presidential Threshold, Rocky Gerung: Selamat Datang Era Baru, Salam Akal Sehat

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa fenomena semacam ini menyebabkan Indonesia terjebak dalam demokrasi “angka-angka” dan demokrasi “NPWP” (Nomor Piro Wani Piro).

“Selain itu kita juga terjebak dalam demokrasi kapitalis dan demokrasi konglomerasi. Jika sudah begini apakah (masyarakat biasa) bisa maju sebagai gubernur, wali kota atau bupati?” ungkapnya

“Kalau uang di kantong tidak cukup, apakah masyarakat biasa bisa bikin partai politik apabila tidak punya amunisi yang cukup?. Jadi pilihan-pilihan inilah yang harus kita pikirkan kembali bersama. Apakah kita yakin dengan demokrasi pilihan kita hari ini?” tanya dia

Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua DPR RI itu juga menyinggung soal ideologi Pancasila. Dia mengatakan bahwa sekitar 80 persen anak muda Indonesia meyakini ideologi Pancasila merupakan ideologi yang tepat. Namun, 20 persennya masih tidak yakin dengan Pancasila.

“99 persen anak muda ketika ditanya, apakah kamu cinta indonesia, mereka jawab ‘cinta’. Tapi ketika ditanya apakah kalian mau angkat senjata dan berkorban nyawa untuk membela Indonesia, maka hanya 80 persen yang menjawab mau dan sedia,” jelasnya

Dari pemaparannya tersebut, Bamsoet menjelaskan bahwa ada nilai-nilai pancasila yang tergerus dari anak-anak muda di Indonesia.

Atribut Caleg dan Partai di Masa Tenang Pemilu

Photo :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

Oleh karenanya, tepat pada Hari Sumpah Pemuda sekaligus HUT Aliansi Kebangsaan, Bamsoet berharap Aliansi Kebangsaan dapat menggalang tanggung jawab intelektual untuk terus dan turut memberikan kontribusi pemikiran dalam mengupayakan transformasi sosial.

“Hal itu dapat diupayakan dengan mengangkat isu-isu kebangsaan yang relevan dan prosektual, penyelenggaraan diskusi yang dapat menggugah kesadaran kolektif tentang berbagai persoalan-persoalan mendasar dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan,” jelas Bamsoet

Bamsoet mengatakan, kerjasama antara Aliansi Kebangsaan dengan MPR RI merupakan satu hal yang baik, pasalnya antara keduanya terdapat kesamaan visi untuk memaknai urgensi pembangunan wawasan kebangsaan dan peradaban Pancasila. 

Sebagai informasi, peringatan HUT ke-12 Aliansi Kebangsaan ini turut dihadiri oleh Ketua Umum Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo, Ahmad Zacky Siradj, Ketua Umum PEPABRI Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Tokoh Senior Partai Golkar Aburizal Bakrie, Rambe Kamarul Zaman, Sineas Garin Nugroho, serta para pakar Aliansi Kebangsaan antara lain Manuel Kaisiepo, Yudi Latif, dan Ansel da Lopez.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya