SAS Institute: Tantangan Kaum Santri Saat Ini Jadi Penggerak Ekonomi

Ilustrasi santri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA Nasional - Direktur Ekskutif, Sa’dullah Affandy, mengungkapkan tantangan kaum santri saat ini tidaklah sama dengan era sebelumnya. Kesenjangan politik nyaris tidak lagi terjadi di era keterbukaan ini.

Menteri Maman Pastikan Kebijakan PPN Naik Jadi 12 Persen Tak Pengaruhi Kinerja UMKM

Bebas Sampaikan Aspirasi Politik

Menurutnya, setiap orang bebas untuk menyampaikan aspirasi politik dan pendapatnya masing-masing selama tidak mengganggu ketertiban umum atau bertentangan dengan peraturan yang ada. Meski demikian, kesenjangan ekonomi dan kerentanan sosial masih bisa disaksikan bersama, di mana jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin semakin menganga.

Sibuk Politik, 2024 Jadi Tahun yang Penuh Guncangan bagi Krisdayanti

Ilustrasi santri di pesantern.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

"Inilah salah satu tantangan kaum pesantren, dan pesantren, dewasa ini. Bagaimana memberdayakan kaum santri secara ekonomi, bukan hanya mandiri untuk dirinya sendiri, namun juga mampu menjadi penggerak bagi lingkungannya," kata Sa’dullah melalui keterangannya, Selasa, 25 Oktober 2022.

50 Orang Terkaya di Indonesia 2024

Harus Mulai Bergerak dengan Paradigma Ekonomi Kerakyatan

Sa'adullah mengatakan kaum santri atau pesantren sekarang ini harus mulai bergerak kembali dengan paradigma ekonomi kerakyatan sebagaimana dicita-citakan para founding father seperti Muhammad Hatta maupun KH Wahab Chasbullah yang menggagas Nahdlatul Tujjar, sebuah wadah persatuan bagi para saudagar muslim dan ulama karena tergugah dengan kondisi kemiskinan rakyat akibat kolonialisme Belanda lebih dari satu abad yang lalu (1918).

Nahdlatul Tujjar sendiri kemudian menjadi salah satu embrio bagi lahirnya organisasi kaum santri terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama.

"Dengan demikian, pada Hari Santri yang ke-8 ini, sangatlah tepat kiranya jika kaum santri dan pesantren, memusatkan pandangan pada kebangkitan ekonomi santri," katanya lagi.

Ilustrasi pendidikan santri.

Photo :
  • U-Report

Secara Politik dan Pemikiran Sudah Punya Panggung

Sa’dullah mengatakan secara politik, kaum santri telah memiliki panggung yang cukup terbuka untuk pentas, meski tentu belum sebanding dengan jasanya selama berabad-abad dalam membangun peradaban bangsa.

Sedangkan secara pemikiran, santri juga telah banyak memiliki profesor apalagi doktor dalam berbagai bidang, baik lulusan dalam negeri maupun luar negeri. Namun, kalangan santri-pesantren, secara ekonomi dewasa ini, masih menjadi penghuni kelas menengah ke bawah.

"Inilah pekerjaan besar kaum santri ke depan. Sebuah tugas yang tidak lebih ringan dari perjuangan kaum santri dalam mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan Indonesia," katanya.

Said Aqil Siraj (SAS) Institute.

Photo :
  • SAS Institute.

Selamat Hari Santri ke-8

Sa’dullah menambahkan pihaknya mengucapkan selamat Hari Santri ke-8, yang jatuh pada Sabtu, 22 Oktober 2022. Ia menuturkan sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomo 22 Tahun 2015, setiap tahun kaum santri selalu merayakan Hari Santri sebagai hari istimewa, sebuah pengakuan negara kepada kaum santri atas kiprah dan jasa mereka terhadap Tanah Air.

Ia menyampaikan bahwa santri, sebagaimana diketahui bersama, merupakan lulusan pesantren, sebuah intitusi pendidikan pertama dalam komunitas Islam nusantara dan diyakini sebagai institusi pendidikan keislaman yang genuine hasil kreasi para ulama Nusantara. Dengan kata lain, pesantren, lahir dari akar tradisi yang kuat, bukan hanya membawa dan mengajarkan keilmuan keislaman, namun juga mengakomodir sekaligus merawat tradisi lokal.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pesantren mampu eksis menjadi kawah candradimuka bagi kaum intelektual Islam selama berabad-abad, bertahan menghadapi beragam gelombang perubahan zaman. Bahkan, pesantren tidak jarang menjadi aktor penggerak bagi perubahan itu sendiri, baik di masa kolonial, hingga reformasi dewasa ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya