RSSA: Gas Air Mata Bukan Penyebab Kematian Tapi Buat Kepanikan
- vstory
VIVA Nasional – Jumlah korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan terus bertambah. Kini jumlah korban meninggal dunia mencapai 135 jiwa. Sementara korban luka-luka mencapai 600 lebih.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang Syaifullah Asmiragani mengatakan, bahwa mayoritas penyebab korban meninggal dunia karena mengalami multi trauma. Katanya, korban banyak yang terkena hipoksia dalam tragedi Kanjuruhan.
"Karena berdesakan utamanya di situ, karena memang pada beberapa pasien ini tidak didapatkan cedera di mata, yang menyatakan terkena gas air mata. Tapi lebih kepada desak-desakan ini. Gas air mata itu salah satu kontribusi," kata Syaifullah, Senin, 24 Oktober 2022.
Syaifullah mengklaim bahwa gas air mata bukan penyebab utama kematian tetapi gas air mata membuat kepanikan. Dia menyebut bahwa papar gas air mata membuat iritasi dengan tingkat sedang dan ringan. Setidaknya untuk pasien yang kontrol di RSSA membutuhkan waktu antara 3 hingga 4 pekan.
"Jadi gas air mata bukan penyebab utama kematian, tapi memang mengakibatkan kepanikan. Istilahnya ada sesak (nafas) sedikit tapi tidak menyebabkan kematian. Menurut spesialis mata kami akan berangsur sembuh 3 hingga 4 pekan setelah paparan dan bisa kembali normal," ujar Syaifullah.
Syaifullah mengatakan, saat ini mereka sedang membuat case series atau laporan data pasien yang dirawat berdasarkan parameter labolatorium. Saat ini mereka sedang menelaah dan belum bisa di-publish.
"Karena ini cukup lama pelayanannya , untuk memastikan sebagai penyebab utamanya itu apa. Yang jelas kami sudah menyampaikan baik itu ke Tim Gabungan Independen Pencari Fakta. Kami juga sudah diperiksa oleh kepolisian memang salah satu penyebab dari kematian itu adalah multi trauma," tutur Syaifullah.
Syaifullah mengatakan, saat ini semua pasien yang mengalami trauma akibat Tragedi Kanjuruhan sudah dilaporkan ke RSSA. Informasi terbaru mereka mulai membaik. Beberapa yang mengalami mata merah saat ini sudah berangsur pulih.
"Mata merah itu disebabkan iritan dari bahan gas air mata itu yang bersifat kimiawi basah. Jadi trauma kimia di mata itu ada 2, yakni asam dan basah. Ini yang kategori basah biasanya kalau yang basah tidak perlu penanganan khusus cukup mencuci dikasih obat anti radang selesai," kata Syaifullah.