Kepala BNPT Beberkan Karakteristik Penganut Ideologi Terorisme

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Nasional – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus memberantas penyebaran terorisme. Ia mengungkap telah berhasil mengidentifikasi karakteristik ideologi teroris yang berada di Indonesia.

8 Anggota NII Ditangkap, Ken Setiawan: Ancaman NII Tak Pernah Hilang

“Karakteristik terorisme itu sudah berhasil kita identifikasi, yang pertama mereka tidak setuju dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan ideologi Pancasila, yang kedua mereka menerapkan ideologi transnasional,” ujar Boy Rafli saat menghadiri dialog kebangsaan bertajuk Melestarikan Budaya Merawat Keberagaman Menuju Indonesia Harmoni, dikutip dari YouTube Humas BNPT, Senin 24 Oktober 2022.

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Pakar: Indonesia Masih Belum Aman dari Ancaman Terorisme

Oleh karenanya Boy mengajak masyarakat terutama anak muda untuk lebih berhati-hati dengan paham yang datang dari luar. Sebab, kata dia, paham tersebut merupakan pintu gerbang ideologi terorisme masuk ke Indonesia.

“Ideologi ini bisa masuk kemana saja, bisa saja ke akademisi, bisa ke pelajar, mahasiswa, pemuda, pria atau wanita. Mereka bisa ke semua pihak, kalau ideologi transnasional ini mendapat karpet merah di masyarakat kita, ini bahaya,” paparnya

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Lebih lanjut Boy mengatakan orang-orang yang sudah terpapar ideologi tersebut akan bersikap intoleran kepada sesama, kecuali dengan apa yang mereka yakini.

“Kalau dia tidak sependapat dalam hal budaya atau agama, itu dianggap halal untuk diperangi, jadi mereka juga bisa kita sebut gerakan anti budaya,” sebut Boy

Selain itu Boy mengatakan bahwa orang yang menganut paham radikalisme, intoleran dan terorisme juga memiliki karakter anti terhadap kemanusiaan. Umumnya mereka mudah setuju dengan kekerasan yang bersifat ekstrim.

“lebih berbahaya lagi, mereka suka menyalahgunakan narasi agama. Kelihatannya bagus, tapi ternyata di akhirnya mereka akan menawarkan ide-ide kekerasan atau kekerasan ekstrim,” ungkapnya

Semua ini tentunya memerlukan kolaborasi banyak pihak untuk menghindari paham terorisme menyebar di Tanah Air. Oleh karenanya, pada kesempatan tersebut BNPT turut menggandeng Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko untuk membangun Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gelorakan atau Warung NKRI.

Boy menjelaskan bahwa Warung NKRI merupakan salah satu anak program kontra radikalisasi. Dalam warung ini BNPT berkolaborasi dengan berbagai pihak sebagai wujud implementasi dari konsep penta helix.

Kemudian, lanjut Boy, untuk mensukseskan Warung NKRI, BNPT juga telah menyiapkan sejumlah program pendukung, diantaranya; transformasi wawasan kebangsaan, mempromosikan ideologi Pancasila, moderasi dalam beragama dan penguatan budaya nusantara. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya