Longsor Susulan Timpa Warga yang Bersih-bersih di Tulungagung, 3 Orang Tewas
- VIVA Jatim/ Madchan Jazuli
VIVA Nasional – Tiga orang dilaporkan tewas tertimpa material tanah setelah tebing setinggi 30-40 meter mengalami longsor susulan di Dusun Bantengan, Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin, 24 Oktober 2022. Ketiga korban tewas itu ialah Darmani (65), Kerno (65) dan Mulyoto (37).
Ironisnya, ketiga korban tertimpa material longsor susulan setelah ikut kerja bakti bersih-bersih jalan desa yang tertutup material longsor yang terjadi sebelumnya. Sementara beberapa warga lainnya berhasil menyelamatkan diri. Ketiga korban sudah dimakamkan setelah berhasil dievakuasi.
Kepala Desa Nyawangan Yoko Dwi Mukarom mengatakan, longsor susulan bermula saat warga desa berinisiatif untuk membersihkan badan jalan yang tertutup material longsor sebelumnya. Kebetulan, saat itu hujan deras turun. Setelah selesai, sebagian warga pulang ke rumah masing-masing dan sebagian lainnya masih bersantai di lokasi bersih-bersih.
“Kemudian ada longsor susulan, dibersihkan sudah selesai banyak orang sudah pulang. Masih ada sebagian yang masih di situ dan ada longsor susulan itu, terus menimpa korban," kata Yoko kepada kontributor VIVA Jatim di lokasi kejadian.
Dia menjelaskan, ketinggian tebing yang menimpa korban kurang lebih 30 sampai 40 meter. Ada tujuh kepala keluarga (KK) yang berada di atas terancam keselamatannya, karena tanah di sekitar rumah mereka berdiri bergerak. Ada juga sudah retak, hingga diimbau untuk sementara mengungsi.
Pantauan kontributor VIVA Jatim di rumah duka, banyak warga yang bertakziah di rumah korban. Sementara beberapa warga kembali membersihkan jalan desa yang tertutup longsor susulan.Â
Petugas dari Polri dan TNI juga berada di lokasi membantu membersihkan material longsor dari badan jalan. Sebab, akibat material longsor tersebut, permukaan jalan jadi licin sehingga membahayakan pengendara karena di sisi jalan terdapat jurang.
Di lokasi yang sama, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono menjelaskan, semenjak ada bencana longsor, pihaknya langsung mengundang Kepala Resor Pemangkuan Hutan (KRPH) untuk membicarakan solusi pencegahan dan penanganan terdampak bencana.
"Kita cari jalan keluar kenapa hutan mesti rusak. Kita bukan menyalahkan siapa yang rusak, tetapi negara harus hadir mengedukasi rakyat. Bagaimana rakyat bisa cinta sama hutan dan ekosistem alam," ujar Marsono.