EHFA Soroti Minimnya Psikiater yang Dimiliki RI
- Pinkvilla
VIVA Nasional – Jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia saat ini menjadi sorotan dari Emotional Health for All (EHFA) karena dinilai masih sangat minim, yakni berkisar di angka 4.400 orang. Padahal, jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih dari 250 juta penduduk Indonesia.
Project Leader and Founder Sandersan Onie mengatakan, saat ini permasalahan kesehatan mental di Indonesia masih cukup tinggi. Perlu adanya penambahan tenaga kesehatan mental.
"Di Indonesia untuk masyarakat sebesar 250-270 juta orang, kita hanya ada psikolog dan psikiater 4400 sampai 4500. Kalau kita mau Indonesia lebih sehat, harus bermulai dan berakhir dengan kita. Tidak bisa kita hanya bergantung dengan pemerintahan, dengan organisasi," kata pria yang akrab disapa Sandy dalam keterangan yang diterima Jumat 21 Oktober 2022.
Sandi juga menyampaikan, berdasarkan penelitian dilakukan, angka bunuh diri di Indonesia sangat tinggi, setidaknya empat kali lipat dari angka yang dlaporkan. Sementara angka upaya bunuh diri mencapai tujuh hingga 24 kali lipat dari angka kematian akibat bunuh diri.
"Angka bunuh diri sebenarnya itu minimal empat kali lipat dari angka yang terlapor. Ada juga angka upaya bunuh diri, karena tidak semua orang yang melakukan upaya itu meninggal," ujar Sandy.
Di media sosial, para ahli hingga influencer sebenarnya sudah mulai membagikan topik mengenai kesehatan mental. Tapi, masyarakat cenderung mendiskriminasi dan mengucilkan orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Masih beredar stigma seseorang dengan gangguan kesehatan mental dianggap gila atau tidak waras. Akibatnya, keluarga dan korban dari gangguan kesehatan mental menjadi malu untuk mencari pertolongan profesional.
Dia menambahkan, masyarakat juga masih menganggap kesehatan mental dan bunuh diri sebagai sesuatu yang tabu. Masyarakat juga disebut masih memiliki kesalahpahaman mengenai kesehatan mental.
"Kesehatan mental dan bunuh diri berdampak besar pada ekonomi, dengan perkiraan biaya Rp582 triliun per tahun dalam kematian dan hilangnya produktivitas. Sementara itu, kemajuan untuk penanganan kesehatan mental berjalan lambat," kata dia.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental dan memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, EHFA akan mengadakan Indonesia Mental Health Movement "It Starts and Ends with Us" pada 29 Oktober 2022 di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka Mall Lantai III.
Acara itu merupakan kerja sama antara EHFA, Yayasan Kesehatan Umum Kristen (YAKKUM), dan Black Dog Institute.
EHFA dan para pihak yang terlibat mengajak masyarakat untuk mulai sadar akan pentingnya memprioritaskan kesehatan mental dan mawas diri.
"Sebab, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Kesehatan mental tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama, ataupun status sosial. Semua orang berhak mendapatkan akses layanan dan penanganan kesehatan mental yang tepat," ujar Sandy