DPR Minta Kemenkes Tarik Obat yang Diduga Sebabkan Gagal Ginjal Akut
- Istimewa.
VIVA Nasional - Masyarakat di tanah air dibuat resah oleh munculnya kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak. Dilaporkan puluhan anak meninggal akibat penyakit tersebut.
Ada Indikasi Kontaminasi Zat Berbahaya dalam Sirup Obat
Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris menduga ada indikasi kontaminasi zat berbahaya dalam sirup obat jenis tertentu yang diperuntukkan untuk anak-anak. Hal ini yang dicurigai menyebabkan gagal ginjal akut pada ratusan pasien anak di Indonesia.
"Bahkan saya mendapatkan informasi telah ditemukan adanya zat berbahaya yang diambil dari sample obat sirup di rumah pasien yang mengalami gagal ginjal akut," kata Charles kepada wartawan, Jumat, 21 Oktober 2022.
Periksa dan Tarik Obat-obatan yang Dicurigai
Atas situasi tersebut, dia menilai Kementerian Kesehatan dan Badan POM harus segera melakukan pemeriksaan dan menarik dari peredaran semua jenis produk konsumsi dan obat-obatan yang dicurigai mengandung zat berbahaya.
Pengawasan Ketat
Apabila ada unsur kesengajaan maupun kelalaian oleh produsen sehingga mengakibatkan terdapatnya zat berbahaya dalam produk obat tertentu maka proses penegakan hukum harus dijalankan.
"Ke depan kami mendesak agar Badan POM dan institusi terkait melakukan pengawasan secara ketat terhadap seluruh produk konsumsi dan obat-obatan yang diedarkan di Indonesia agar hal serupa tidak terulang. Seluruh produk obat-obatan yang diedarkan di masyarakat harus dipastikan aman untuk dikonsumsi," kata Charles lagi.
Sudah Banyak Anak Meninggal
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah meneliti 99 balita penderita ginjal dan telah meninggal dunia, hasilnya darah para korban terkandung zat etilon glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Mereka juga mendatangi rumah korban serta membawa obat yang dikonsumsi balita tersebut.
"Tapi intinya memang ada beberapa dari sudah ada 99 balita yang meninggal, terus 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya, etilon glikol dan dietilen glikol," ujar Menkes, Budi Gunadi Sadikin, di Kota Serang, Banten, Kamis, 20 Oktober 2022.
Di acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) Provinsi Banten, Budi Gunadi meminta BPOM untuk mempercepat penelitian dan mengeluarkan keputusan, obat mana saja yang menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan harus ditarik dari peredaran.
Sebagai bentuk pencegahan, Kemenkes meminta penangguhan terlebih dulu peredaran obat yang mengandung etilon glikol dan dietilen glikol.
"Kita ambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita-balita kita. Kalau obat urusan dokter, tapi kita tahan ke dokter dan apotek-apotek sampai nanti BPOM memastikan obat mana yang sebenarnya berbahaya," katanya.
Budi Gunadi Sadikin mengaku sudah banyak balita dan anak-anak yang masuk rumah sakit dengan keluhan gagal ginjal misterius itu. Meski begitu, dia menerangkan kasus penyakit ginjal tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
Mirisnya, obat-obatan yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal merupakan produksi dalam negeri atau dibuat di Indonesia.
"Sebenarnya kasus ini terjadi di banyak negara lain, di India, China, segala macem. Etilon glikol dan dietilen glikol itu menyebabkan kematian banyak di negara. Yang kita lihat obat yang di konsumsi yang meninggal itu diproduksi di sini," katanya.