12 Anak di Sumbar Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut
- U-Report
VIVA Nasional - Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat, Lila Yanwar, menyebutkan sebanyak 12 pasien anak yang terjangkit penyakit ginjal misterius akut, terkonfirmasi meninggal dunia. Sejak terdeteksi pada Juli 2022, total ada 22 kasus temuan penyakit ini.
Tersebar di Beberapa Wilayah
Ke-22 kasus itu berasal dari beberapa wilayah antara lain, kota Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Tercatat 12 orang meninggal dunia. Dari 22 kasus temuan itu, 20 pasien dirawat di RSUP M Djamil Padang. Satu pasien di RSUD Rasyidin dan satu di RSUD Mentawai. Sepuluh pasien, meninggal di RSUP M Djamil Padang,” kata Lila Yanwar, Jumat, 21 Oktober 2022.
4 Anak Masih Dirawat di RSUP
Lila Yanwar mengatakan saat ini terdapat empat anak yang masih dirawat di RSUP M Djamil Padang. Seluruh pasien tersebut di bawah pengawasan langsung Tim Satgas Gagal Ginjal Akut yang telah dibentuk Dinkes Sumbar.
Dia memastikan instansinya bakal mengambil langkah penyelidikan epidemiologi terkait dengan kasus ginjal akut misterius ini. Penelusuran ke keluarga pasien juga akan dilakukan untuk memastikan apakah kira-kira ada kaitan dengan kasus lain atau tidak, baik itu konsumsi makanan atau konsumsi obat, lingkungan keluarga dan sebagainya.
“Lalu, informasi tersebut akan kita kombinasikan dengan data yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. M Djamil Padang untuk menjadi bahan edukasi kita,” kata Lila Yanwar.
Terkandung Zat Etilon Glikol dan Dietilen Glikol
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah meneliti 99 balita penderita ginjal dan telah meninggal dunia, hasilnya darah para korban terkandung zat etilon glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Mereka juga mendatangi rumah korban serta membawa obat yang dikonsumsi balita tersebut.
"Tapi intinya memang ada beberapa dari sudah ada 99 balita yang meninggal, terus 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya, etilon glikol dan dietilen glikol," ujar Menkes, Budi Gunadi Sadikin, di Kota Serang, Banten, Kamis, 20 Oktober 2022.
Di acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) Provinsi Banten, Budi Gunadi meminta BPOM untuk mempercepat penelitian dan mengeluarkan keputusan, obat mana saja yang menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan harus ditarik dari peredaran.
Sebagai bentuk pencegahan, Kemenkes meminta penangguhan terlebih dulu peredaran obat yang mengandung etilon glikol dan dietilen glikol.
"Kita ambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita-balita kita. Kalau obat urusan dokter, tapi kita tahan ke dokter dan apotek-apotek sampai nanti BPOM memastikan obat mana yang sebenarnya berbahaya," katanya.
Budi Gunadi Sadikin mengaku sudah banyak balita dan anak-anak yang masuk rumah sakit dengan keluhan gagal ginjal misterius itu. Meski begitu, dia menerangkan kasus penyakit ginjal tidak hanya terjadi di Indonesia saja.