Risma Tunjukkan Kepedulian Terhadap Penyandang Disabilitas di Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik
- Humas Kementerian Sosial RI
VIVA Nasional – Menteri sosial Tri Rismaharini ingin menunjukkan kepada dunia bahwa penyandang disabilitas sudah diperhatikan. Hal ini diutarakan dalam pertemuan tingkat tinggi Asia-Pasifik yang hari ini menjadi hari terakhir sejak digelar pada 19 Oktober 2022.
Kunjungan ke Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Cibinong Bogor pada Jumat 21 Oktober 2022 merupakan rangkaian dalam acara pertemuan tersebut. Dalam kunjungan itu Risma mengajak para disabilitas untuk berpartisipasi dan memperlihatkan karya-karya yang sudah diproduksinya.
Dalam pertemuan bertajuk High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of The Asian and Pacific Decade of Person with Disabilitas, Risma ingin menunjukkan bahwa Indonesia sudah sangat peduli dengan para penyandang disabilitas.
“Jadi pertama, kami telah mengajukan untuk menjadi tuan rumah ini. Nah tapi dikesempatan itu pula ingin menunjukkan bahwa sudah sangat peduli pada difabel. Belum sempurna masih jauh dari sempurna. Tapi kita sudah mulai peduli,”kata Risma saat kunjungan di Sentra Terpadu Inten Soeweno Cibinong Bogor.
Risma mengatakan, Sentra Terpadu Inten Soeweno Cibinong Bogor dulunya merupakan sentra untuk disabilitas fisik saja. Namun kini sudah bisa menampung dari semua disabilitas.
“Dulu sentra ini hanya untuk Disabilitas fisik. Tapi sekarang sudah saya rubah. Tadi yang bikin keset itu Disabilitas mental health. Dia berasal dari Papua, sekarang ada di sini. Jadi seluruh Balai, ada 31 Balai yang menampung seluruh Disabilitas,” ujar Risma.
Balai-balai yang tersebar di seluruh Indonesia, kata Risma, telah dikembangkan dan para penyandang disabilitas didorong untuk menjual produk yang dibuatnya.
“Jadi bisa (beraktivitas), Balai-balai lain kita kembangkan juga termasuk sentra-sentra untuk mereka terus menjual produknya. Banyak sekali tadi dibelakang itu ada ternak kambing. Itu dilakukan oleh para penyandang Disabilitas mental health tapi dia sudah kembali (sembuh),” ujar Risma.
Meski para penyandang disabilitas ini sudah sembuh, namun kebanyakan pihak keluarga tidak bisa menerimanya. Sehingga para penyandang disabilitas ini ditampung di sentra-sentra seperti di STIS Cibinong Bogor ini.
Dengan kegiatan yang diajarkan kepada para penyandang disabilitas ini, diharapkan mereka memiliki uang lebih yang nantinya mungkin bisa digunakan untuk hal lain.
“Tapi cuman dia keluarganya tidak menerima. Sehingga dia di shalter ini. Kemudian kita ajari apa namanya ternak kambing dan sebagainya, seperti keset. Dengan harapan mereka bisa, mereka tinggal disini tidak (perlu biaya) makan, tidak perlu bayar listrik dan sebagainya. Tapi kalau mereka memegang uang maka mungkin mereka memiliki pikiran lain,”tutur Risma.