Jaksa Minta Hakim Tolak Eksepsi Ferdy Sambo
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta majelis hakim agar menolak eksepsi atau nota keberatan dari Ferdy Sambo, terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Permintaan tersebut disampaikan jaksa dalam agenda pembacaan tanggapan atas eksepsi dakwaan Ferdy Sambo pada sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis, 20 Oktober 2022.
"Menolak seluruh dalil eksepsi atau nota keberatan dari penasihat hukum terdakwa Ferdy Sambo," kata jaksa saat menyampaikan tanggapan atas eksepsi.
Atas penolakan eksepsi itu, jaksa meminta majelis hakim menerima semua dakwaan, untuk selanjutnya perkara bisa dilanjutkan ke tahap pembuktian proses pemeriksaan saksi-saksi dalam sidang yang akan datang.
"Menyatakan pemeriksaan terdakwa Ferdy Sambo, tetap dilanjutkan berdasarkan surat dakwaan," kata jaksa.
Jaksa juga meminta agar selama proses persidangan berjalan Ferdy Sambo tetap berada dalam tahanan yang dimaksud untuk ditempatkan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Alasan tersebut disampaikan karena jaksa menganggap jika dakwaan telah dibuat sesuai dengan KUHAP dan memenuhi uraian sebagaimana syarat materil dan formil, untuk menjelaskan tindak pidana yang dilakukan Ferdy Sambo.
Sebagaimana mengacu pada rumusan Pasal 143 ayat 3 KUHAP bahwa surat dakwaan telah jelas, tegas tersusun secara sistematis. Dakwaan juga telah menyebutkan waktu kejadian, pada hari Jumat, 8 Juli 2022 pukul 15.08 WIB sampai pukul 18.00 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juli 2022.
"Bahwa terhadap dalil-dalil eksepsi atau nota keberatan yang dikemukakan oleh penasihat hukum terdakwa Ferdy Sambo yang merupakan materi pokok perkara. Tidak kami tanggapi karena merupakan materi untuk pembuktian pokok perkara," ucap Jaksa.
Sebelumnya diberitakan, terdakwa Ferdy Sambo menyatakan akan langsung mengajukan eksepsi atau nota keberatan atas dakwaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadi J dan obstruction of justice.
"Yang mulia, kami serahkan kepada penasihat hukum," ujar Sambo usai mendengarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin, 17 Oktober 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Arman Hanis selaku ketua tim penasihat hukum Ferdy Sambo menyatakan akan langsung menyampaikan eksepsi kepada majelis hakim.
"Saudara penuntut yang kami hormati, izinkan kami yang mulia untuk langsung membacakan eksepsi dari tim penasihat hukum terdakwa," kata Arman.
"Sudah siap?" tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa.
"Sudah," jawab Arman.
Dikarenakan tim penasihat hukum Ferdy Sambo akan langsung menyampaikan eksepsi, Hakim Ketua Wahyu Iman Santosa pun menskors sidang perdana untuk kembali dilanjutkan pukul 13.45 WIB. Agenda selanjutnya ialah mendengarkan eksepsi.
Dalam sidang perdana itu, JPU mendakwa Ferdy Sambo dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP yang menjerat para tersangka, dimana hukuman maksimal mencapai hukuman mati.
Sementara dalam dakwaan kedua obstruction of justice, Ferdy Sambo juga didakwa melanggar Pasal 49 juncto Pasal 33 dan/atau Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 dan/atau Pasal 221 ayat (1) ke 2 dan 233 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal 56 KUHP.