Tiga Pasien Gagal Ginjal Akut yang Dirawat RSUP Dr Sardjito Dinyatakan Sembuh

Dokter Tim Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta.
Sumber :
  • VIVA/Cahyo Edi

VIVA Nasional – Sejak periode Januari hingga Oktober 2022, RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, menangani 13 pasien gagal ginjal akut dengan rentang usia tujuh bulan sampai 13 tahun. Dari 13 pasien itu 6 anak berasal dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sementara 7 lainnya dari luar DI Yogyakarta.

Dukung Akses Perawatan Ginjal Kronis, Distribusi Mesin Hemodialisis Segera Jangkau Seluruh Indonesia

Dari 13 pasien yang ditangani, ada 3 orang yang dinyatakan sembuh, sementara 6 pasien dinyatakan meninggal dunia dan 4 orang hingga sekarang masih menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito.

Dokter Spesialis Anak dan Tim Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak RSUP Dr Sardjito Retno Palupi menjelaskan tiga pasien yang dinyatakan sembuh itu tak mengalami gangguan organ lainnya selain ginjal. Kondisi itu berbeda dengan pasien lainnya yang saat ditangani sudah mengalami komplikasi gangguan organ selain ginjal seperti paru-paru, jantung hingga liver.

100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Gagal ginjal.

Photo :
  • U-Report

"Pasien yang sembuh tidak mengalami gangguan organ lainnya, semisal pembekuan darah. Ini berbeda dengan pasien lain yang masuk kategori berat dengan gangguan ginjal dan terjadi pembekuan darah," kata Retno dalam konferensi pers di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Rabu, 19 Oktober 2022.

Kondisi Terkini Abdee Slank Usai Dirawat di RS Sebulan Lebih

Sebagian besar pasien gagal ginjal akut harus menjalani cuci darah atau hemodialisa, namun cuci darah itu sembari melihat kondisi pasien. Untuk pasien yang sembuh, ada yang harus menjalani cuci darah dan ada satu yang tidak. Untuk yang tidak perlu cuci darah diberikan pengobatan biasa.

Belum ada tolok ukur

Retno menjelaskan, selain menggunakan cuci darah, sejumlah pasien juga harus memakai ventilator karena ada gangguan pernapasan akibat adanya cairan di paru-paru karena kinerja ginjal tak berjalan normal.

"Beragam kondisi pasien itu membuat belum ada preditor atau tolok ukur apakah pasien yang sembuh ini adalah yang melakukan cuci darah atau tidak," kata Retno.

Ilustrasi hepatitis pada anak

Photo :
  • The Sun

Senada dengan Retno, tim dokter yang ikut menangani pasien gagal ginjal akut anak, Kristia Hermawan, mengatakan pasien yang dinyatakan sembuh sudah tak lagi cuci darah. Meski demikian, pemantauan pada organ tubuh lainnya tetap dilakukan.

Ginjal yang dinyatakan normal, katanya, mampu mengelola cairan tubuh berkapasitas 90 mililiter per menit. Untuk kategori di bawah itu, maka dibutuhkan pantauan khusus termasuk harus cuci darah atau tidak.

Kristia menambahkan, kini masih ada empat pasien gagal ginjal akut yang ditangani RSUP Dr Sardjito yang semuanya masih memerlukan prosedur cuci darah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya