Mensos Risma Kasih Solusi Penyandang Disabilitas Jadi Entrepeneur
- Humas Kementerian Sosial RI
VIVA Nasional – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan telah membuat solusi alternatif untuk penyandang disabilitas jadi entrepreneur.
Hal ini diungkapkan Risma dalam kegiatan pertemuan tingkat tinggi negara Asia-Pasifik bernama High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIGM-FRPD) yang diselenggarakan di bawah The United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) di Jakarta pada 19-21 Oktober 2022 mendatang.
“Saya mencoba membuat solusi alternatif adalah menjadikan mereka (penyandang disabilitas) jadi entrepreneur. Jadi ini yang kita genjot terus karena kalau dengan enterpreneur maka mereka tidak perlu lagi tergantung kepada seseorang,”kata Risma saat ditemui awak media di Kawasan Jakarta Pusat Rabu, 19 Oktober 2022.
Bahkan, Risma mengaku beberapa penyandang disabilitas ini mampu menjadi jutawan dengan menjadi entrepreneur yang telah memiliki tabungan puluhan juta.
“Dari progres ini ternyata hasilnya cukup bagus. Jadi bahkan mereka ada beberapa yang jadi jutawan tabungan mereka puluhan juta. Jadi bisa mereka lakukan tidak hanya bekerja,”jelas Risma.
Dalam pertemuan tersebut terdapat 38 negara yang hadir untuk sharing pengalaman. Acara dihadiri sebanyak 648 peserta online maupun offline. Acara ini melibatkan banyak penyandang disabilitas dari seluruh wilayah Indonesia.
“Jadi kita ditunjuk jadi tuan rumah, keputusannya pada 2016. Kemudian kita menyelenggarakan saat ini menjadi tuan rumah. Pesertanya kurang lebih 648 itu online maupun offline. Insyallah hari ini ada pembukaan dan kemudian besok siang dilanjutkan dengan diskusi. Kemudian sorenya kita ada welcome dinner,”kata Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Dalam acara tersebut, Risma mengatakan menggaet penyandang disabilitas dalam pertunjukkan kecuali seni Reog. Penyandang disabilitas tersebut dari berbagai daerah Indonesia yang tampil di acara pertemuan tingkat tinggi negara Asia-Pasifik tersebut.
“Kita akan tampilkan seluruhnya, tadi termasuk penabuh gamelan dari Bali yang tuna netra maupun tunarungu. Kemudian seluruhnya, kecuali reog seluruhnya penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia. Jadi ada dari Banyuwangi, ada dari Bali, ada dari Solo, ada dari beberapa daerah itu yang kita datangkan,”ujar Risma.