Mahasiswa IPB University Terseret Banjir Ditemukan di BKB Jakbar, Ini Pesan Rektor

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Prof Arif Satria
Sumber :
  • ANTARA

VIVA NasionalRektor IPB University, Prof Arif Satria menyampaikan rasa duka yang mendalam atas meninggal mahasiswanya  Adzra Nabila karena hanyut terseret arus banjir di Tanah Sereal, Bogor yang akhirnya ditemukan di aliran Banjir Kanal Barat (BKB) kawasan Tambora, Jakarta Barat, Minggu (16/10)

Masya Allah! Kitab Suci Alquran Tetap Utuh Usai Terendam Banjir, Netizen: Merinding...

“Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya salah seorang mahasiswi terbaik kami, saudari Adzra Nabila. Almarhumah anak yang sangat baik dan disukai oleh teman-temannya,” ujar Prof Arif Satria dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta, Minggu (16/10).

Prof Arif Satria melanjutkan, “Allah telah memanggil Adzra, tentu kami sangat kehilangan. Namun, kita harus ikhlas melepas kepergian almarhumah, teriring doa semoga husnul khatimah dan terus mengalir pahalanya atas amal baik selama ini.”

Begini Antisipasi Teguh Setyabudi Atasi Banjir di Jakarta

Hujan mengakibatkan air sungai meluap di Bogor, Jawa Barat.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

Kepada keluarga, Prof Arif Satria mendoakan semoga tetap tabah dan ikhlas, serta senantiasa terus mendoakan almarhumah. 

Bobby Nasution Janji Selesaikan Masalah Banjir di Medan Bila Terpilih Jadi Gubernur Sumut

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada tim Basarnas, Polri, TNI, Pemkot dan Pemkab Bogor serta pihak-pihak yang tiada henti berusaha menemukan Adzra yang sejak Selasa lalu hilang terkena musibah terseret arus selokan saat hujan deras di Bogor,” kata Prof Arif Satria.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya yang turut membantu pencarian. “Semoga kerja keras seluruh pihak mendapat balasan pahala dari Allah Swt,” ujar Prof Arif Satria. 

Prof Arif menambahkan, dalam mengantisipasi berlangsungnya cuaca ekstrem, IPB University akan  menetapkan  paket kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar. 

Rencana kebijakan yang akan diambil antara lain. Pertama, penyesuaian metode pembelajaran di saat cuaca tidak kondusif. IPB akan terus memantau Prakiraan Cuaca dari BMKG untuk menentukan metode pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran akan lebih fleksibel.  “Bagi kami keselamatan adalah nomor satu,” ujar Prof Arif Satria.

Hujan di Kota Bogor beberapa waktu lalu.

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Kedua, IPB akan melakukan Arborikultur untuk pemeriksaan kesehatan pohon-pohon di lingkungan kampus. Ini adalah teknik untuk  diagnosis pohon-pohon yang berpotensi tumbang.  

Peranan arboris (“dokter pohon”) melalui aplikasi teknik arborikultur dalam pemeriksaan kesehatan dan perawatan individu pohon harus terus ditingkatkan dan dijadikan profesi untuk mendukung pengelolaan ruang terbuka hijau, yang memang membutuhkan pengetahuan dan teknik mutakhir sebagai alat bantu diagnosis (misalnya teknologi sonic tomography, drilling resistance dll) agar pohon atau pepohonan yang mereka kelola tetap sehat dan tidak mudah tumbang.

Ketersediaan tenaga arboris atau “dokter pohon” profesional masih sangat kurang. Oleh karena itu Klaster Riset Arborikultur IPB bekerjasama dengan PII-BKTHUT dan didukung oleh MArI dan KLHK telah menyelenggarakan pelatihan “Teknik Pemeriksaan Pohon di Lanskap Kota” yang juga dikaitkan dengan peroleh PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) bagi para insinyur professional BKTHUT .

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya