Jokowi Sebut Visi Presisi Polri 'Njelimet', Minta Disederhanakan

Pertemuan Presiden Jokowi dan Kapolri, Kapolda dan Kapolres
Sumber :
  • Sekretariat Presiden

VIVA Nasional - Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyederhanakan visi presisi yang diusungnya sebagai Kapolri. Sebab, visi presisi itu dinilai 'njelimet' (rumit) dan sukar dipahami oleh jajaran kepolisian di lapangan.

Kasus Penyiraman Air Keras di Pulogebang, Begini Kondisi Korban

Jokowi Minta Kapolri Jangan Njelimet

"Visi presisi Pak Kapolri, saya minta jangan menjelimet. Tolong disederhanakan sehingga di bawah itu mengerti apa yang harus dijalankan," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Polisi Tangkap 3 Remaja di Cakung Penyiram Air Keras ke Pelajar dan Kejar Penyedia Bahan

Pelayan Masyarakat

Sebelumnya, Polri mengusung jargon 'Promoter' yang merupakan akronim dari profesional, modern, dan terpercaya.

Wanti-wanti Potensi Polarisasi di Pilkada 2024, Kapolri: Tolong Diantisipasi

Dengan penyederhanaan itu, Jokowi berharap jajaran Polri dapat mengingat tugas pokok dan fungsinya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.

Pertemuan Presiden Jokowi dan Kapolri, Kapolda dan Kapolres

Photo :
  • Sekretariat Presiden

"Intinya ke sana, presisinya jelaskan secara sederhana, sehingga gampang ditangkap oleh anggota di bawah itu," ujarnya.

Jangan Terkesan Gamang Apalagi Cari Selamat

Hal itu termasuk agar visi presisi itu juga mampu diterjemahkan dengan baik, oleh para kepala satuan kerja di wilayah masing-masing. Supaya para pimpinan kepolisian di wilayah tidak gamang dalam menjalankan kebijakan organisasi, dan menerapkan standar prosedur operasional.

"Terkait kebijakan organisasi, jangan terkesan kita itu gamang apalagi cari selamat. Yakin sesuai dengan prosedur, sesuai SOP, sesuai dengan undang-undang, maka lakukan," ujarnya.

Pertemuan Presiden Jokowi dan Kapolri, Kapolda dan Kapolres

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Kumpulkan Petinggi Polri ke Istana Negara

Presiden Jokowi mengumpulkan 559 petinggi kepolisian ke Istana Negara pada Jumat, 14 Oktober 2022, kemarin. Mereka yang dipanggil merupakan pejabat utama Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres seluruh Indonesia.

Pemanggilan itu terkait maraknya sejumlah kasus yang kerap terjadi, yang mengindikasikan dugaan pelanggaran dan tidak profesionalnya kepolisian.

Sejumlah kasus besar yang dinilai telah menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri itu misalnya seperti kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang didalangi Kepala Divisi Propam Polri saat itu Irjen Pol Ferdy Sambo. Kemudian ada tragedi pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang berujung insiden memilukan dengan 132 korban jiwa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya