Daerah di Jawa Tengah yang Sudah Dihantam Bencana Hidrometeorologi

Relawan gabungan BPBD dan lain-lain, mengevakuasi warga yang terdampak banjir.
Sumber :
  • Dok. BPBD Jawa Tengah.

VIVA Nasional - Bencana hidrometeorologi sudah terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah yang berkait dengan cuaca ekstrem seiring masuknya musim penghujan pada Oktober ini. Sejumlah peristiwa seperti banjir dan longsor dilaporkan terjadi, antara lain di Cilacap, Purworejo, Semarang, Temanggung, dan lain-lain.

Kunjungi Warga Terdampak Banjir, Menteri LH Bakal Evaluasi Penanganan Banjir di Ponorogo

Banyumas, Cilacap, Semarang

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Bergas C. Penanggungan saat apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana, di Semarang, Jumat, 14 Oktober 2022.

Heroik! Detik-Detik TNI Selamatkan Pemotor yang Terseret Arus Banjir Deras

Aktifkan Posko

Untuk itu, ia meminta semua BPBD di 35 kabupaten/kota mengaktifkan posko, dan rutin berkoordinasi dengan dinas terkait.

Walau Murah, Ini Risiko Beli Mobil Bekas Kena Banjir

"Kuncinya komunikasi dan percepatan penanganan, speed. Dari segi logisitik kami dari BPBD provinsi siap melakukan pendampingan, support dan cover berkait dengan kebutuhan," katanya.

Aktivitas warga Kendal, Jawa Tengah terganggu imbas banjir rob.

Photo :
  • Istimewa/Teguh Sutrisno

Ia menambahkan, personel dan anggaran saat ini sudah siaga. Hal itu berlaku juga untuk penggunaan dana siaga bencana.

"Di semua kabupaten/kota ada relawan dan BPBD serta instansi terkait. Dana siaga bencana ketika ada penetapan status keadaan darurat, maka pemerintah bisa menggunakan belanja tak terduga, dan semua OPD sudah diberikan anggarannya, tinggal syarat dan pendukung untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya untuk penanganan bencana," katanya.

Respons Cepat Jadi Kunci

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan dalam menghadapi potensi bencana, respons cepat menjadi kunci pencegahan dan penanganan bencana. Hal itu menurutnya bisa dilakukan dengan melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. Setelah mengetahui potensi kebencanaan suatu daerah, pasokan data cuaca dan penyiagaan personel perlu dikuatkan.

"Yang penting pertama adalah infomasi, seperti curah hujan dari BMKG, kondisi tanah dari badan geologi termasuk dari dinas ESDM kami yang coba kita sebarkan. Kemudian, memunculkan awareness, maka kawan-kawan relawan, kades penting untuk mengetahui supaya responnya bisa cepat," kata Ganjar.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya