TGIPF: Kematian Massal di Kanjuruhan Karena Polisi Tembakan Gas Air Mata

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam konferensi pers bersama Kepala BIN, Kepala BSSN, dan Kepala Polri, di kantornya, Jakarta, Rabu, 14 September 2022.
Sumber :
  • ANTARA/Tri Meilani Ameliya

VIVA Nasional – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan bahwa Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF telah melaporkan hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi. Mahfud mengatakan, laporan dari TGIPF akan dibaca oleh Jokowi dan akan ditindaklanjuti untuk menyusun kebijakan.

Dalam laporannya kepada Jokowi, TGIP menyimpulkan bahwa peristiwa Tragedi Kanjuruhan itu disebabkan karena adanya tembakan gas air mata. Hal itu menyebabkan penonton panik dan berusaha keluar dengan berdesak-desakan.

"Kemudian yang mati dan cacat serta sekarang kritis dipastikan itu terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. itu penyebabnya," kata Mahfud MD, di istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 14 Oktober 2022

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Photo :
  • twitter

Mahfud juga mengatakan, mengenai adanya penggunaan gas air mata yang kedaluwarsa dalam peristiwa itu, saat inu sedang diteliti di BRIN. Namun, dia mengatakan, apapun hasilnya tetap tak dapat merubah kesimpulan TGIPF.

Bahwa peristiwa di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu disebabkan karena anggota kepolisian yang mengamankan jalannya pertandingan menembakkan gas air mata ke suporter.

"Adapun peringkat keterbahayaan atau keberbahayaan atau racun pada gas itu sekarang sedang diperiksa oleh BRIN badan riset dan inovasi nasional, tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa menyoreng kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," ujar Mahfud

Mahfud juga mengatakan, Proses jatuhnya korban karena gas air mata itu sangat mengerikan, bahkan lebih mengerikan dari yang terekam di Sosmed. Banyak korban yang tewas terinjak dan juga mengalami kehabisan nafas karena desak-desakan.

Akademisi Antikorupsi Bersuara Desak Bebaskan Mardani Maming Korban Mafia Peradilan

"Jadi itu lebih mengerikan dari sekedar semprot mati, semprot mati, gitu ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk nolong temannya terinjak-injak mati," kata Mahfud

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya

Photo :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)
Pakar Hukum Undip Serukan Pengkajian Ulang Perkara Korban Makelar Kasus Mardani Maming

Mahfud mengatakan, bahwa TGIPF telah memeriksa seluruh CCTV yang terkait peristiwa Kanjuruhan. Terlihat bahwa memang kejadian yang merenggut ratusan nyawa manusia itu sangat mengerikan.

"Ada juga yang memberi bantuan pernafasan, itu karena apa satunya sudah tidak bisa bernafas, membantu kena semprot juga, mati gitu. Itu ada di situ. lebih mengerikan daripada yang beredar karena ini ada di CCTV," tambahnya

Putusan Mardani Maming Dinilai Sesat Hukum, Mahfud Md Serukan Kejaksaan Buka Lagi Perkaranya
Ilustrasi kamera CCTV.

Pasar CCTV di Indonesia Masih Besar

Indonesia memiliki potensi pasar besar dalam sektor teknologi dan pengawasan seperti CCTV.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024