Puan Minta Pemerintah Bantu Petani yang Gagal Panen
- Dok. DPR.
VIVA Nasional - Hujan dan cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir menyebabkan banyak petani merugi akibat gagal panen. Ketua DPR, Puan Maharani, meminta pemerintah memberikan bantuan kepada para petani yang gagal panen menyusul area persawahan maupun perkebunannya terendam banjir.
“Pemerintah harus bisa mengatasi persoalan gagal panen yang dialami petani di sejumlah daerah. Mereka bukan hanya mengalami pengurangan keuntungan, tapi bahkan ada juga yang merugi karena sawah dan kebunnya terendam banjir,” kata Puan, Kamis, 13 Oktober 2022.
Tak hanya itu, intensitas penyinaran di lahan pertanian pun turun dan berdampak terhadap menurunnya kualitas produk pertanian dan perkebunan. Puan lantas menyoroti beberapa daerah yang sebentar lagi panen raya.
“Kita harus memikirkan nasib para petani yang akan kehilangan penghasilan karena produksi taninya hancur akibat banjir,” katanya.
Petani Cabai Merah juga Gagal Panen
4 kelompok tani di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta tidak jadi panen raya cabai merah karena area perkebunannya tergenang banjir. Air merendam tanaman cabai yang sedang berbunga dan sudah mulai berbuah.
Pada musim ketiga ini, petani menanam palawija dengan tanaman utama cabai merah dan tanaman tumpang sari seperti kubis dan kacang tanah. Beberapa ada yang menanam bawang merah.
Bawang dan kubis berhasil di panen sebelum Oktober, sementara cabai merah rencananya mulai dipetik Oktober-November 2022. Karena terendam air, petani terpaksa memanen cabai yang masih hijau dengan harga jual rendah.
“Keuntungan petani jadi merosot jauh, dan bahkan ada juga yang justru rugi,” kata Puan.
Buah Membusuk
Hujan dengan intensitas tinggi yang turun di Kabupaten Jombang selama beberapa hari terakhir juga membuat para petani buah blewah di Desa Rejosopinggir, Kecamatan Tembelang, gagal panen. Tanaman blewah dan semangka di kawasan itu sejatinya sudah memasuki masa panen, namun akhirnya membusuk karena terendam air hujan.
Keuntungan di Depan Mata Sirna
Keuntungan puluhan juta dari panen blewah dan semangka yang sudah di depan mata pun sirna. Bahkan, petani harus menanggung kerugian biaya selama masa tanam.
Belasan kelompok tani di 2 kecamatan di Aceh Utara juga dilaporkan terdampak akibat banjir yang melanda wilayahnya. Kurang lebih 230 hektar lahan persawahan terendam sehingga terancam gagal panen.
Tak hanya di pedesaan, cuaca ekstrem hingga beberapa waktu ke depan berpotensi menyebabkan terjadinya hujan intensitas tinggi yang dapat memicu air sungai meluap di sekitar Jabodetabek. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan petani ibu kota penggarap lahan di pinggian sungai gagal panen akibat banjir yang dapat merusak lahan pertanian.
Hujan yang terus-menerus terjadi pun memicu pertumbuhan bakteri dan jamur yang merusak tanaman. Puan mengatakan, meluapnya air sungai dapat berdampak negatif bagi petani pinggiran ibu kota.
“DPR RI mendorong pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan bantuan kepada para petani dan penggarap kebun yang mengalami gagal panen karena faktor cuaca ekstrem,” katanya.