Banjir di Cilacap Mulai Surut, 4 Kecamatan Masih Terdampak
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA Nasional – Banjir melanda sejumlah titik di wilayah Kabupaten Cilacap mulai surut. Sebelumnya, banjir terjadi akibat hujan intensitas tinggi dengan durasi cukup lama serta pendangkalan sungai di Kabupaten Cilacap. BPBD Jawa Tengah menurunkan tim untuk membantu penanganan.
Hal itu diakatakan Kepala Pelaksana Harian (BPBD) Jateng, Bergas C Penanggungan yang melakukan pemantauan. "Di beberapa tempat areanya cukup luas, ini memang cuaca ekstrem. Masyarakat dievakuasi ke titik aman, utamanya kelompok rentan, ibu, dan anak," kata Bergas, Selasa, 11 Oktober 2022, via telepon.
Ia menambahkan, untuk warga laki-laki dewasa ditugaskan untuk menjaga lingkungan masing-masing.
"Alhamdulillah, secara garis besar di Cilacap sudah tertangani. Termasuk logistiknya untuk pengungsi dari Dinas Sosial sudah didorong untuk disampaikan ke titik pengungsian," ungkapnya.
Meski diimbau mengungsi, lanjutnya, ternyata warga lebih memilih bertahan di rumah. Maka, BPBD terus melakukan pendampingan dalam penanganannya.
"Kita tetap siapkan tempat pengungsian. Ada masjid dan Gedung MTS. Sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu," jelasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Wijonardi mengemukakan banjir yang menggenangi sejumlah wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mulai surut.
"Genangan banjir di wilayah barat Cilacap, khususnya di Kecamatan Kawunganten sudah mulai surut," kata Wijonardi didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan di Cilacap, Senin.
Kendati pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing, kegiatan dapur umum tetap dibuka untuk melayani warga yang membersihkan rumahnya setelah ditinggalkan akibat banjir yang terjadi sejak Jumat (7/10).
Demikian pula dengan banjir di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, juga sudah mulai surut.
"Jumlah warga Kalisabuk yang dievakuasi untuk mengungsi ke rumah saudara sekitar 600 jiwa. Kalau di pengungsian sudah tidak ada, tetapi dapur umum tetap kami buka," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Budi Setyawan.
Sementara bencana banjir di Kecamatan Kroya, kata dia, warga tidak sampai mengungsi dan BPBD tidak mendirikan dapur umum di wilayah tersebut. Menurut dia, hal itu disebabkan tinggi genangan air di Kroya masih memungkinkan untuk aktivitas masyarakat.
"Tinggi genangan air kemarin (9/10) sempat bertambah, namun pagi ini sudah mulai surut. Tinggi genangan air tertinggi di pekarangan rumah saat ini sekitar 60 cm,” ungkapnya
Berdasarkan data yang masuk di BPBD Jateng, saat ini ada sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir, sebagian telah surut. Antara lain di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang.
Masih ada 4 Kecamatan yang terdampak. Seperti di Desa Sidareja Kecamatan Kroya, serta di Desa Mujurlor, Desa Gentasari, dan Desa Mujur, Desa Kedawung, Desa Sikampuh, yang berada di wilayah Kecamatan Gandrungamangu.
Kemudian di Desa Cisumur Kecamatan Bantarsari, Desa Rawajaya dan Desa Binangun Kecamatan Kampunglaut, Desa Panikel Kecamatan Adipala, serta Desa Adiraa di Kecamatan Patimuan.
Laporan: Teguh Joko Sutrisno