Buka KSM, Menag Yaqut Sebut Madrasah Kini Lebih Unggul
- Dok. Istimewa
VIVA Nasional – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hari ini membuka Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Olimpaide sains versi Kementerian Agama yang mengambil tema 'Mandiri Berprestasi Bangkitkan Negeri' ini akan diikuti total 446 siswa dari seluruh provinsi di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yaqut mengaku bangga, sebuah kompetisi sains nasional, yang juga diikuti oleh sekolah-sekolah umum, dapat digelar oleh Kemenag untuk 11 kalinya. Ini menjadi bukti bahwa anak madrasah telah berevolusi dari institusi tradisional menjadi sekolah berciri khas Islam yang andal pula dalam ilmu dan tekonologi.
"I'm so proud. Saranghaeyo" kata Menag saat berpidato membuka acara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2022, Senin 10 Oktober 2022.
Gus Yaqut juga menambahkan, prestasi anak madrasah dalam ajang sains di dalam negeri maupun internasional sudah sangat membanggakan. Prestasi yang diukir anak madrasah dari tahun ke tahun menurutnya semakin moncer.
Agustus lalu, pada hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dua madrasah bertengger di lima besar rerata tertinggi UTBK 2022. Yaitu MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN Insan Cendekia Pekalongan.
Prestasi anak madrasah, kata Gus Yaqut, bukan hanya muncul dari madrasah perkotaan saja, tetapi juga yang jauh dari ibu kota kabupaten atau provinsi. "Maka negara harus hadir dalam menyalakan iklim kompetisi yang kuat dan sportif," ujarnya.
Saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri 4.0 dan persaingan antar bangsa akan semakin kuat. Bila madrasah mampu melahirkan generasi yang cerdas dan berkarakter, maka mereka akan mampu menjawab tantangan global. "Prestasi kalian, adalah bahan bakar terbaik bagi negeri ini untuk bangkit kembali," ujar Gus Yaqut.
Sementara itu, Direktur Jenderal pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani menambahkan, tujuan penyelenggaraan KSM 2022 ini secara umum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan sains di madrasah secara komprehensif dan integratif.
"Kami menyadari pentingnya integrasi sains dan ilmu agama dalam membangun anak didik di masa depan," ujar Ramdhani.
Untuk itu, lanjut Ramdhani, semua soal yang diujikan di KSM merupakan blending sains dan agama. Berbeda dengan olimpiade sains biasa, KSM ini sifatnya menggali konsep yang ada dalam Islam dalam bentuk tekonologi terapan.
Hal ini agar siswa tetap mengkaji konsep keislaman dan sains secara holistk dan integratif. "Kami berharap dari ananda yang bertanding, kejayaan Indonesia dapat diraih di masa depan," ujarnya.