Dewan Pertimbangan Presiden Temui Pimpinan MPR, Bahas Apa?
- Edwin Firdaus/VIVA
VIVA Nasional – Sejumlah anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menemui pimpinan MPR RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 10 Oktober 2022. Wantimpres yang hadir antara lain Wiranto, Agung Laksono, Sidarto Danusubroto, Soekarwo, hingga Putri Kuswisnuwardhani.
Sementara pimpinan MPR RI yang hadir, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, Wakil Ketua MPR RI, Yandri Susanto, dan Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad. Bamsoet dalam sambutannya mengungkapkan, pertemuan hari ini untuk menyamakan persepsi menghadapi segala persoalan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
"Kunjungan silaturahmi ini adalah intinya menyamakan tentang masalah-masalah kebangsaan kita sekaligus kita harus siap-siap karena karena berbagai persoalan akibat yang menyangkut pangan, energi dan krisis," kata Bamsoet.
Satu di antara persoalan bangsa hari ini, terang Bamsoet, yakni sistem demokrasi di Indonesia pasca-reformasi. Menurut Bamsoet, perlu dikaji kembali apakah sistem demokrasi hari ini lebih banyak manfaat atau mudarat.
"Kemudian kita melihat juga ada kecenderungan yang perlu kita waspadai apabila demokrasi ini tetap kita biarkan, karena semangat kita adalah memberantas dan mengurangi korupsi. Apakah iya, kalau demokrasi yang hari ini kemudian langsung berbiaya tinggi kita sepakat mampu menekan perilaku korupsi yang makin meningkat," kata Politikus Golkar itu.
Lebih lanjut Bamsoet memastikan pertemuan dengan Wantimpres akan terus berlanjut guna membahas yang terkait dengan perkembangan situasi dan kondisi kebangsaan.
Sementara itu, Wiranto menyinggung potensi krisis global yang dihadapi semua negara, termasuk Indonesia. Sesuai seruan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Wiranto, perlu menyatukan energi dan segenap potensi bangsa menghadapi krisis yang sangat sulit untuk diprediksi ke depan.
"Oleh karena itu saya anggap bahwa pertemuan semacam ini sangat penting, karena kami akan menyatukan frekuensi kita. Untuk kita bersama-sama memfokuskan perhatian kita bagaimana Kita bisa mempertahankan diri kita, bangsa kita, menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang memang tadi saya katakan menghadapi krisis yang sangat sulit untuk kita prediksi ke depan," imbuhnya.