DPR Dorong Negara Maju Kucurkan USD 100 Miliar untuk Perubahan Iklim

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Putu Supadma Rudana.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana menyinggung kembali pentingnya bantuan dana negara maju dalam penanganan perubahan iklim. Putu mengingatkan kucuran penanganan perubahan iklim dari negara maju untuk membantu negara berkembang.

Pilkada oleh DPRD Menghidupkan Demokrasi Perwakilan, Menurut Anggota DPR

Menurut dia, dana sebesar USD 100 miliar itu melalui Green Climate Fund (GCF) harus segera dipenuhi. Politikus Demokrat itu manyampaikan demikian saat di depan pimpinan delegasi 'The 8th Parliamentary Speakers’ Summit (P20)' Indonesia 2022 di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta.

Putu bilang dengan kucuran dana itu membantu negara berkembang yang kesulitan dalam penghijauan sehingga bisa disokong. Dengan demikian, negara berkembang bisa terbantu dan didukung dalam upaya mitigasi dari perubahan iklim menuju net zero emission.

Soroti Banyak Bunuh Diri karena Pinjol, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat Benahi Regulasi

“Dalam konteks ini, Indonesia diperkirakan membutuhkan sekitar Rp3.416 triliun untuk mengatasi perubahan iklim tahun 2030, dan Rp28.223 triliun untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060,” kata Putu, dalam keterangannya, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana (kiri).

Photo :
  • Istimewa
Baleg DPR Tunggu Pemerintah Soal Usulan Kepala Daerah Dipilih DPRD

Pun, dia menyebut selain anggaran negara dari APBN, penanganan perubahan iklim juga didanai melalui Green Sukuk, obligasi syariah yang berkontribusi pada proyek terkait lingkungan. Ia menyebut data dari 2018-2021, penerbitan sukuk hijau global berjumlah sekitar USD 3,5 miliar. Hal itu berhasil mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 10,3 juta ton dari 2018 hingga 2020.

“Indonesia juga telah berhasil antara lain, mendapatkan sekitar USD103,8 juta dari Green Climate Fund (GCF) untuk proposal REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) Reduction Based Payment (RBP)," jelas Putu.

Kemudian, Putu menyampaikan DPR RI bersama pimpinan delegasi P20 juga sempat lakukan penanaman pohon di Taman Energi DPR RI, Jakarta Pusat. Kata Putu, simbol penanaman pohon ini sebagai implementasi penyesuaian ungkapan ‘the best time to plant a tree is 20 years ago but the second best time is right now’ atau waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu tapi waktu terbaik selanjutnya adalah saat ini.

Putu menhgatakam pimpinan delegasi P20 didampingi setiap fraksi, BKSAP diketuai Ketua DPR RI Puan Maharani juga hadir dalam acara tersebut. 

"Gerakan ini kita dorong untuk membangkitkan semua pihak dan kita gaungkan agar bumi kita lebih baik, lebih bersih dan lebih hijau,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat tersebut.

Waspada cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Jojon

Lebih lanjut, Putu menambahkan sebagai tuan rumah forum P20, RI ingin menunjukkan DPR bersama seluruh delegasi negara P20 punya komitmen terhadap mitigasi dan penyelesaian perubahan iklim.

“Selain itu, RI adalah bangsa yang betul-betul ingin carikan solusi yang baik terhadap tantangan global,” jelas Putu.

Menurut dia, forum P20 juga sebagai momentum terbaik dalam mensosialisasikan pengalihan transisi energi dari fosil menuju berkelanjutan. Sebab, lanjut dia, DPR RI bersama segenap delegasi P20 juga terus berkomitmen dalam net zero energy menuju energi bersih. 

Putu bilang DPR juga sudah berupaya melakukan transisi penggunaan energi dari fosil jadi tenaga surya. "Dibuktikan melalui adanya pembangunan panel surya di Taman Energi yang dapat memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di Gedung DPR RI," tutur legislator asal Bali tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya