Momen Santri Ponpes Al Mukmin Ngruki Nobar Film Jenderal Soedirman

Danrem 074/Warastratama Kolonel Inf Anan Nurakhman bertemu Abu Bakar Ba'asyir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

VIVA Nasional – Ratusan santri Pondok Pesatren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Sukoharjo, Jawa Tengah mengikuti kegiatan nonton bareng (nobar) film berjudul Jenderal Soedirman pada Kamis malam, 6 Oktober 2022. 

Timnas Indonesia Tumbang, Nobar di Depan Eks Kantor Gibran Tetap Meriah, Ribuan Orang Teriak demi Merah Putih!

Nobar film perjuangan panglima besar tersebut juga dihadiri Danrem 074/Warastratama, Kolonel Inf Anan Nurakhman dan Direktur Ponpes Ngruki, Yahya Abdurrohman.

Nobar film yang mengangkat tema perjuangan Jenderal Sudirman sebagai pemimpin militer Indonesia yang melawan penjajah Belanda itu digelar di salah satu ruangan di kompleks Ponpes Al Mukmin, Ngruki. Sebelum kegiatan nobar, Danrem 074/Warastratama yang juga mantan Komandan Grup A Paspampres itu menemui pendiri ponpes Abu Bakar Ba'asyir untuk bersilaturahmi.

Nobar Pelantikan Presiden Prabowo Subianto, Gerindra Sumut: Penantian Panjang

Para santri Ponpes Al Mukmin, Ngruki, nobar film Jenderal Soedirman.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

Para santri yang mengikuti kegiatan nobar Jenderal Soedirman itu tampak mengikuti alur cerita hingga pemutaran film itu selesai. Kegiatan nobar film Jenderal Soedirman yang diinisiasi Danrem 074/Warastratama itu berlangsung dengan lancar dan sukses.

Nonton Bareng Timnas Indonesia Vs China Tersedia di GBK

Danrem 074/Warastratama, Kolonel Inf Anan Nurakhman mengatakan dengan kegiatan nobar film Jenderal Soedirman diharapkan para santri sebagai generasi penerus dapat memetik pelajaran dari nilai-nilai perjuangan Panglima Sudirman. 

Menurutnya, perjuangan panglima besar dalam meraih kemerdekaan itu dilakukan tanpa pamrih.
"Dari sosok Jenderal Sudirman ini bisa menjadi contoh untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara," katanya.

Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 21 Januari 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Anan pun berpesan kepada para santri bahwa seiring dengan modernisasi dan kemajuan teknologi informasi yang berkembang saat ini banyak menimbulkan pengaruh negatif. Adapun pengaruh tersebut di antaranya meliputi maraknya kasus peredaran narkoba, perkembangan paham komunismen, radikalisme, individualisme, kasus pelecehan seksual, LGBT, bullying dan perkelahian antar pelajar yang berpotensi menghancurkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

"Dihadapkan pada seriusnya persoalan kebangsaan yang sedang kita hadapi saat ini, maka kegiatan yang kita selenggarakan ini merupakan momentum sangat baik untuk memperkokoh kembali komitmen kebangsaan. Komitmen untuk kembali kepada nilai-nilai luhur sejarah dan perjuangan bangsa yang telah mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka dan berdaulat," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya