KPAI: Sekolah Wajib Punya Jalur Evakuasi dan SOP Penanganan Bencana

TKP tembok pembatas roboh di MTsN 19 Pondok Labu, Jaksel.
Sumber :
  • VIVA/Yeni Lestari

VIVA Nasional – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan setiap sekolah wajib memiliki jalur evakuasi dan SOP penanganan bencana. Menurutnya, penting ada SOP penanganan saat bencana terjadi untuk memitigasi risiko.

DPR Dukung Gagasan Presiden Prabowo Tambah Jam Olahraga di Sekolah

“Misalnya banjir, maka SOP nya ada evakuasi anak-anak harus naik ke lantai 2 atau 3 semuanya dan tidak ada yang boleh dilantai 1, apalagi di halaman sekolah bermain hujan karena akan sangat berisiko pada keselamatannya," ujar Retno dalam keterangan resminya, Jumat 7 Oktober 2022.

Komisioner KPAI Retno Listyarti.

Photo :
  • VIVAnews/Suparjo Ramalan
35 Anak Tewas dalam Kerusuhan di Pasar Malam Natal di Nigeria

Retno mengatakan, ketika bencana alam datang, baik gempa maupun banjir terjadi pada jam belajar atau saat hari sekolah memang akan menimbulkan kerentanan anak-anak atau peserta didik dan guru berpotensi kuat menjadi korban.

Hal tersebut terjadi ketika para murid dan guru memadati hari masuk sekolah, warga sekolah sedang banyak-banyaknya, diperkirakan mencapai ratusan orang berada di sekolah tersebut. 

Ibu Kantin yang Viral Buang Dagangan Milik Siswa MTs Ternyata Sering Lakukan Hal Tersebut, Warganet Geram!

"Diperlukan SOP bencana pada sekolah-sekolah, apalagi sekolah yang berada dekat sungai. Selain itu, sekolah wajib memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana," kata Retno.

"Misalnya ketika gempa bumi, maka anak-anak dievakuasi keluar ruangan, namun ketika banjir terjadi, sebelum ada pertolongan karena hujan deras masih berlangsung, maka warga sekolah harus dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Retno menyampaikan apresiasi kepada BPBD dan Damkar DKI Jakarta yang sudah bergerak cepat untuk mengevakuasi korban maupun seluruh warga sekolah yang saat kejadian masih berada di lingkungan madrasah.

Kemudian, Retno mendorong Dinas PPPA Provinsi DKI Jakarta untuk membantu asesmen psikologi pada korban selamat namun menyaksikan kawan-kawannya yang meninggal karena tertimpa tembok yang roboh. Juga psikososial kepada pendidik dan peserta didik akibat musibah di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tiga orang meninggal dunia akibat robohnya tembok bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTS) 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Tembok bangunan itu roboh sekitar pukul 14.00 WIB usai diterjang banjir.

"Informasi awal memang ada 3 yang meninggal dunia," ujar Kapolsek Cilandak, Kompol Multazam Lisendra kepada wartawan, Kamis, 6 Oktober 2022.

Kendati begitu, Multazam menegaskan data korban meninggal akibat peristiwa ini masih harus dikonfirmasi kembali. Saat ini, pihaknya tengah memvalidasi data korban di Rumah Sakit Prikasih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya