Permintaan Terbaru Ayah Akseyna ke Polri soal Kematian Anaknya

Ayah Akseyna Ahad Dori, Marsekal Pertama Mardoto
Sumber :
  • Instagram mardoto_sleman

VIVA Nasional – Mardoto meminta kepada kepolisian membentuk tim investigasi khusus, untuk menyelidiki kematian anaknya Akseyna Ahad Dori  pada tujuh tahun silam. Akseyna merupakan mahasiswa yang ditemukan tenggelam., di danau Universitas Indonesia (UI).

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Mardoto dalam hal ini bertemu dengan perwakilan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) pada Rabu, 5 Oktober 2022. Mardoto menceritakan ulang kematian anaknya, yang terjadi pada 26 Maret 2015 atau tujuh tahun lalu.

“Hingga sekarang kasus ini masih menggantung, saya sebagai orang tua tentu sangat sedih dengan perkembangan yang ada sekarang ini,” kata Mardoto di Kompolnas, Rabu 5 September 2022.

Menko Polkam Sebut Ada 97 Ribu Anggota TNI-Polri Main Judi Online

Petugas kepolisian saat menyelidiki danau yang menjadi lokasi ditemukannya mayat Akseyna, mahasiswa UI pada tahun 2015

Photo :

Adapun dengan itu, dia berharap bahwa Kompolnas bisa merekomendasikan agar ada tim investigasi khusus dari kepolisian untuk mengusut kematian anaknya. Sebab, dengan adanya tim ini kasus yang menimpa anaknya tidak menguap atau kadaluwarsa.

Takjub Lihat Polda Metro Jaya Megah, Dharma Pongrekun: Adabnya Juga Harus Megah

Selain itu, Mardoto juga menjelaskan analisis atau dugaan dia soal motif apa yang paling mungkin bisa menjadi penyebab tewasnya Akseyna. Ia meminta polisi agar bisa mengusut kematian anaknya ini hingga tuntas.

Polisi juga harapannya lebih aktif memperbarui informasi mengenai kematian anaknya kepada dia atau keluarga. Pada pertemuan itu, Mardoto turut menyerahkan secara simbolis petisi yang dibuat di laman Change.org Indonesia.

Petisi itu sudah didukung oleh 125 ribu orang lebih ini bisa diakses di tautan berikut ini. Dalam petisinya ini, keluarga meminta polisi serius mengusut kematian anaknya.

Kamar kos Akseyna Ahad Dori

Photo :
  • VIVA.co.id / Zahrul Darmawan

Sebelumnya, Akseyna merupakan mahasiswa jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia. Korban ditemukan meninggal pada 26 Maret 2015 di Danau Universitas Indonesia, oleh seorang mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP).

Dari hasil pemeriksaan, polisi menemukan beberapa buah batu dalam tas ransel di jenazah Akseyna. Mulanya, polisi menduga kasus ini merupakan bunuh diri.

Namun, penyidikan mulai mengarah ke pembunuhan. Pernyataan ini muncul dari keterangan pers oleh mantan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Khrisna Murti pada 29 Mei 2015. Ia mengatakan Akseyna tewas karena dibunuh bukan bunuh diri.

Sayangnya, sudah tujuh tahun berjalan, kasus ini seakan-akan jalan di tempat. Polisi tidak pernah mengumumkan perkembangan terbaru dari kematian Akseyna.

Baca juga: 7 Tahun Kematian Akseyna, Keluarga Geram Baca Surat Kompolnas

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya