Bentangkan Spanduk di Markas Polda Jatim, Mahasiswa: Copot Kapolda

Mahasiswa bentangkan spanduk 'copot kapolda Jatim'
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal.

VIVA Nasional - Sejumlah mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya melakukan aksi demonstrasi terkait Tragedi Panjuruhan di jalan depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya, Rabu, 5 Oktober 2022. Mereka membentangkan spanduk dengan tulisan ‘Copot Kapolda Jatim’.

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Berorasi Terkait Tragedi Kanjuruhan

Spanduk itu dipasang mahasiswa di pagar dekat pintu masuk Polda Jatim sisi selatan. Di sana, mereka juga berorasi terkait tragedi Kanjuruhan.

Pesan Rektor IBI Kesatuan Bogor saat Wisuda Periode 2023-2024 dengan 671 Wisudawan

Gelar Salat Gaib dan Doa

Selain berorasi, massa aksi juga menggelar salat gaib dan doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Sempat meminta Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta agar menemui massa, namun akhirnya ditemui oleh Kasubdit Sosbud Intelkam Polda Jatim Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Prasetyo.

Mahasiswa Prihatin Proses Pilkada di Banten Kental Politisasi Hukum

Agus menyampaikan permohonan maaf karena Kapolda Jatim tidak bisa menemui pendemo karena tengah mendampingi Presiden RI Jokowi yang berkunjung ke Malang pada Rabu ini.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.

Photo :
  • VIVA/ Nur Faishal.

“Saya sampaikan Bapak Kapolda dan pejabat utama ada agenda menyambut Presiden di Malang tidak bisa hadir di tengah rekan-rekan sekalian,” ujarnya.

Kapolda Jatim Minta Maaf

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya tragedi yang memakan korban jiwa lebih dari seratus orang itu.

“Saya selaku Kapolda ikut prihatin dan turut menyesal sekaligus minta maaf di dalam proses pengamanan yang sedang berjalan ada kekurangan ke depan kami akan mengevaluasi bersama-sama dengan panitia pelaksana, kemudian dengan Presiden Liga dan PSSI, sehingga harapannya pertandingan sepak bola ke depan, pertandingan sepak bola yang aman, nyaman dan bisa menggerakkan ekonomi,” kata Nico.

Dia memohon doa agar semua permasalahan ini bisa kita selesaikan bersama-sama. “Ini kota kita, ini tempat kita bersama, satu rumah ada permasalahan yakin bisa diselesaikan oleh orang yang tinggal di rumah tersebut. Kita semua bersaudara, langkah-langkah ini pasti membawa hal yang positif,” ujar Nico.

Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.

Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar. Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik.

Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, sedikitnya 131 orang meninggal dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya