Pangdam Brawijaya Minta Maaf Oknum Prajurit Overacting di Kanjuruhan
- VIVA/Nur Faishal
VIVA Nasional – Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto meminta maaf atas tindakan oknum prajuritnya yang bertindak berlebihan terhadap suporter Arema FC saat mengamankan pertandingan Persebaya versus Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Video oknum TNI menendang salah satu suporter di Tragedi Kanjuruhan sempat viral di media sosial beberapa hari lalu. Panglima TNI Jenderal Andika sendiri sudah menyampaikan maaf atas peristiwa itu dan berjanji akan menindak tegas prajurit yang bertindak arogan terhadap suporter tersebut.
"Pada kesempatan ini saya lakukan Pangdam V Brawijaya, saya ingin menyampaikan permohonan maaf saya, atas apa yang terjadi di Kanjurahan, dimana ada oknum prajurit kami yang bertindak di luar atau overacting," kata Nurchahyanto usai acara HUT ke-77 TNI di Markas Kodam V/Brawijaya di Surabaya, Rabu, 5 Oktober 2022.
Dia menegaskan bahwa semua prajurit TNI yang bertindak di luar ketentuan saat membantu pengamanan di Stadion Kanjuruhan sudah diproses sesuai hukum yang berlaku. "Manakala terbukti bersalah pasti akan dihukum," ujar Mayjen Nurchahyanto.
Namun demikian, lanjut dia, tidak semua prajurit TNI di lokasi melakukan tindakan di luar ketentuan. Kata Nurchahyanto, ada juga anak buahnya yang tetap bertindak sesuai prosedur, bahkan membantu suporter Aremania yang butuh pertolongan kala kondisi mencekam terjadi.
"Di sisi lain memang ada prajurit kami yang melakukan pelanggaran, tapi sisi lain para media juga melihat sendiri banyak sekali prajurit kami yang bahu-membahu membangun dengan Aremania, dengan petugas kepolisian memberikan pertolongan pertama kepada para korban. Sangat luar biasa itu, saya apresiasi mereka, saya apresiasi kepedulian mereka terhadap para korban ini," ucap Nurchahyanto.
Sebelumnya, Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta juga menyampaikan maaf atas kejadian itu. "Saya selaku Kapolda ikut prihatin dan turut menyesal sekaligus minta maaf di dalam proses pengamanan yang sedang berjalan ada kekurangan kedepan Kami akan mengevaluasi bersama-sama dengan panitia pelaksana, kemudian dengan Presiden Liga dan PSSI," ujarnya.
"Selanjutnya kami juga akan melakukan proses penegakan hukum kepada siapa saja yang bersalah setelah proses kemanusiaan ini selesai, apa lagi untuk anggota yang bersalah, kemarin sudah diumumkan Pak Kadiv Humas dan tentunya proses ini sedang berjalan," imbuh Nico.
Tragedi Kanjuruhan bermula ketika Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 dalam laga derby Jatim di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Beberapa saat setelah pertandingan berakhir, sebagian suporter Arema FC turun dari tribun dan masuk ke lapangan, meluapkan kekecewaan dengan mengejar pemain dan tim Persebaya maupun Arema FC.
Polisi yang berjaga berupaya menghalau dan mengadang massa suporter namun kewalahan. Hingga akhirnya aparat menembakkan gas air mata ke tengah-tengah massa agar pergerakan suporter terpecah dan bubar.
Akibatnya, massa kabur dan menumpuk di beberapa titik. Karena menumpuk, banyak yang pingsan dan lemas, lalu terjatuh hingga terinjak-injak. Korban pun berjatuhan. Hingga kini, sedikitnya 131 orang meninggal dunia.