Sadis! Pekerja Jalan Trans Papua Barat Dibantai TPNPB-OPM

Wajah-wajah anggota TPNPB-OPM yang membantai pekerja jalan Trans-Papua Barat
Sumber :
  • tvonenews.com

VIVA Nasional – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantai sejumlah pekerja jalan Trans-Papua Barat, Kamis 29 September 2022.

UMP Jakarta 2025 Bakal Diumumkan Setelah Pilkada

Pasukan TPNPB-OPM yang membantai para pekerja proyek jalan Trans-Papua Barat tersebut merupakan bagian dari Kodap IV Sorong Raya-Maybrat. Setidaknya ada 4 orang pekerja yang tewas akibat serangan TPNPB-OPM.

TPNPB-OPM mengakui telah membantai pekerja jalan Trans Papua Barat di Distrik Muskona Barat menuju Muskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni,  Kodap IV Sorong Raya-Maybrat. 

Pekerja Sektor Keuangan di Indonesia Alami Stres, Ini 3 Faktor utamanya

Para pelaku menuding bahwa korban pekerja jalan merupakan intelijen. Salah satu komandan Kodap IV Sorong Raya-Maybrat menyebarkan rekaman suara, mengumumkan bahwa TPNPB-OPM adalah pihak yang bertanggung jawab atas penyerangan itu. Dia menyebut ada 4 korban tewas dan 3 korban luka akibat pembantaian tersebut. 

Korban pembantaian di Papua Barat

Photo :
  • ANTARA
Wamenaker Noel Merinding Hadiri Istighosah Sritex: Baru Kali Ini Buruh-Pengusaha Satu Suara

“Di sini terjadi pembunuhan dan penembakan 4 orang pekerja perusahaan jalan karena alasan kedapatan senjata tabung dan 12 butir amunisi,” kata Arnoldus Yancen Kocu dalam rekaman dikutp dari tvOnenews.com. 

Selain mengirimkan rekaman suara, Arnoldus juga mengirim beberapa foto dan video yang memperlihatkan perbuatan sadis kelompok TPNPB-OPM. 

Menurutnya, jenazah para korban saat ini masih berada di TKP. Arnoldus melarang jasad itu diambil. 
“Mayat akan kami tahan, tidak akan kami kasih ke siapa-siapa. Kami tunggu yang akan mengambil mayat, akan kami tembak mati di tempat,” ujar Arnoldus. 

Alasan penyerangan

Wajah-wajah anggota TPNPB-OPM yang membantai pekerja jalan Trans-Papua Barat

Photo :
  • tvonenews.com

Dia kemudian menyampaikan alasan penyerangan kelompok separatisnya. Menurutnya, ia tak minta pembangungan, ataupun uang. Mereka hanya minta merdeka.

“Kami sudah sampaikan, kami berjuang ini bukan minta pembangunan, kami bukan minta uang, kami bukan minta ini dan itu, kami minta merdeka,” kata Arnoldus. 

Arnoldus dan kelompoknya akan berhenti jika keinginannya terpenuhi. Ia hanya ingin kebebasan. Ia mengaku siap melayani tamu yang datang.

“Titik akhirnya kami merdeka, di mana ada kebebasan baru di situ kami akan berhenti berjuang. Kami tidak akan lari, kami siap melayani tamu yang datang,” katanya dengan nada mengancam. 

Sementara dari laporan yang dikirimkan Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS menyebutkan, Pos Mayerga mendapat laporan dari 6 warga tentang adanya serangan. 

Salah satu pelapor datang dalam keadaan terkena tembakan di bagian lengan. Mereka merupakan pekerja yang sedang membuat jalan di Kampung Majnik ke arah Moskona Utara. 

Pelapor mengatakan ada 12 orang di TKP saat terjadi penyerangan. Mereka langsung melarikan diri dan melapor ke Pos Mayerga Satgas Satuan Organik Yonif RK 136/TS, Kamis pukul 18.20 WIT. 

Komandan Pos Mayerga langsung memberikan pertolongan pertama pada korban dan mengintai lokasi dengan drone. Namun pengintaian terkendala oleh kondisi yang sudah gelap.

Mereka menduga, kelompok separatis menggunakan senjata api rakitan karena berdasarkan laporan masyarakat, suara tembakan terdengar kencang. Hingga saat ini personel Pos Mayerga masih siaga dan melanjutkan pengintaian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya