Alasan Mengapa Soeharto Tidak Diculik dalam Peristiwa G30S PKI
- Twitter @wank37
VIVA Nasional – Presiden ke-2 Soeharto sempat diisukan menjadi dalang tercetusnya pemberontakan yang dikenal dengan G30S PKI. Dugaan tersebut muncul lantaran Soeharto menjadi salah satu jenderal yang selamat dari peristiwa berdarah itu.
Isu keterlibatan Soeharto di peristiwa G30S PKI didasari sebuah pernyataan sederhana yang menyebut “Mengapa Soeharto tidak ikut diculik dan dibunuh oleh pengkhianat PKI seperti jenderal lainnya?”
Padahal peristiwa G30S PKI terjadi akibat kabar burung yang mengatakan adanya sekelompok jenderal atau dewan jenderal yang berencana mengkudeta Soekarno dari jabatannya sebagai Presiden saat itu.
Lantas, di mana Soeharto?
Pertanyaan ini selalu muncul setiap kali membahas G30S mengapa Soeharto tidak masuk dalam daftar jenderal yang harus diculik.
Bekas Komandan Garnisun Kodam Jaya Kolonel Abdul Latief yang ikut terlibat dalam penculikan jenderal mengatakan di Mahkamah Militer alasan dia dan pasukannya tidak memasukan nama Soeharto untuk diculik.
“Kami menganggap Jenderal Soeharto adalah loyalis Bung Karno, maka, tidak kami jadikan sasaran” kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan dan Petualang tahun 2010 halaman 301.
Bahkan, Latief mengaku sempat melapor ke Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) bahwa bakal ada upaya kudeta yang dilakukan oleh dewan jenderal untuk menumbangkan Soekarno.
Namun, Latif mengatakan saat itu Soeharto hanya bergeming dan tidak melakukan apapun. Bahkan, kata Latief, pada malam 30 September 1965, Soeharto memilih mengabaikan Latief yang ingin menyampaikan rencana untuk menggagalkan kudeta.
Adapun Soeharto mengakui bahwa dia sempat bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S, namun kesaksiannya soal bertemu Latief cenderung berubah-ubah.
Seperti dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi. Lain halnya dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku ditemui Latief di RSPAD Gatot Subroto pada malam 30 September 1965.
Singkatnya, sampailah hari saat Soeharto sukses menumpas PKI. Setidaknya sebanyak 500 ribu orang yang dituduh sebagai simpatisan PKI dihabisi di berbagai penjuru Tanah Air. Melihat kejadian tersebut, Latief pun merasa dikhianati oleh Soeharto.
Jadi, lanjut Latief, siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut, dirinya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto, Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa.
"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," kata Latief.