Ditonton 9 Juta Kali, Influencer Ngaku Dilecehkan di Gili Trawangan
- VIVA/Satria Zulfikar (Mataram)
VIVA – Seorang influencer sekaligus selebgram Mia Earliana mengunggah dua video TikTok tentang pengalaman tidak menyenangkan saat berada di Gili Trawangan, Lombok Utara.
Dia merasa ditipu saat memesan kamar di online, namun saat tiba di Gili Trawangan justru diminta membayar lagi. Tidak sampai di situ, dia terus berbagi pengalaman tidak menyenangkan soal harga ikan bakar yang mencapai Rp 300 ribu.
Mantan pramugari Sriwijaya Air ini juga mengatakan dia mendapat catcalling atau pelecehan verbal oleh pemuda di sana. Bahkan bagian bokongnya dipegang saat dia sedang party.
Baca juga:Â Bareskrim Geledah Kantor Pusat WanaArtha, Ini yang Disita
Pantauan media ini pada Sabtu pagi, 17 September 2022, dua video yang diunggah telah dihapus oleh Mia Earliana. Padahal malam kemarin ramai warganet yang berkomentar di video yang telah ditonton lebih dari 9 juta kali tersebut.
Tokoh pariwisata, Taufan Rahmadi berharap para pemangku pariwisata bijak dalam menyikapi video tersebut. Dia melihat ada respons cepat dari Pemda Lombok Utara dan Dinas Pariwisata NTB dalam menyikapi keluhan wisatawan itu.
"Keluhan ini harus ditelusuri asal usul nya agar publik mengerti duduk perkara sebenarnya. Lalu jika memang ada oknum yang benar melakukan hal-hal yang membuat si wisatawan merasa tidak nyaman, para pemangku awig-awig desa ataupun pejabat terkait melakukan teguran sekaligus pembinaan kepada oknum tersebut," katanya.
Taufan berkeyakinan bahwa masyarakat di Gili adalah masyarakat yang ramah dan memahami bagaimana harus berprilaku yang santun kepada wisatawan, terlebih selama ini masyarakat di Gili sangat bergantung pada sektor pariwisata.
"Jadi sangat tidak mungkin mereka akan merusak periuk tempat mereka mengais rezeki," ujarnya.
Taufan berharap agar di Gili Trawangan dapat diperkuat Destination Management Organization (DMO) yaitu struktur tata kelola destinasi pariwisata yang dapat menjadi cikal bakal pembentukan Badan Otoritas Pengelola Wisata Tiga Gili.
"Tugasnya nanti bersama-sama menyepakati segala aturan-aturan terkait manajemen destinasi, mulai pengaturan masuk wisatawan, manajemen sampah, SOP mitigasi, dan sebagainya," ujarnya.Â
Taufan juga berharap pemerintah daerah dapat membuka Gili Hotline yang dapat menjadi media komunikasi 24 jam dengan para wisatawan yang mengadu atau memiliki keluhan saat berada di Gili.