Soal Bjorka, Moeldoko: Pertahanan Kita Perlu Dievaluasi
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA Nasional – Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan bahwa hacker Bjorka tak memiliki keahlian membobol data negara. Mahfud Md menyatakan demikian, usai berkoordinasi dengan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan, Kemenkominfo, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menanggapi hal tersebut. Menurutnya saat ini negara perlu mengambil sikap.
“Bagi saya, intinya adalah bagaimana mengambil sikap, itu yang paling penting. Kita nggak bisa mengatakan oh nggak ada masalah dokumen yang rahasia, persoalannya bukan disitu. Tapi persoalan kita adalah bagaimana menghadapi seorang hacker yang mengganggu itu. Itu yang harus kita ambil langkah seperti itu,” kata Moeldoko dalam wawancara eksklusif dengan VIVA di Kantor Staf Kepresidenan, Istana Negara, Jakarta Pusat.
Moeldoko menyebut bahwa hacker Bjorka mengganggu dengan catatan apabila berkaitan dengan data negara dan pribadi seseorang. Oleh sebab itu, hacker Bjorka harus ditindak tegas agar tak semakin brutal.
Tak sedikit pula yang menganggap bahwa hacker Bjorka tidak berbahaya. Hacker Bjorka disebut-sebut sebagai peringatan serius terhadap sistem keamanan dan rahasia negara termasuk data pribadi seluruh warga negara Indonesia. Apa kata Moeldoko terkait hal yang perlu dilakukan pemerintah kedepannya?
“Kita perlu mengevaluasi pertahanan kita seperti apa, pertahanan dari sisi keamanan data. Berikutnya kita meski melihat perkembangan teknologi hacker itu seperti apa. Karena hacker-hacker terkenal dunia kan bisa kita ajak bicara, sehingga nanti semakin kita bisa menata bahwa kita yakin pertahanan yang kita siapkan berlapis itu bisa menghadapi apapun situasinya,” tutur mantan Panglima TNI periode 2013-2015 itu menjelaskan.
Menurut Moeldoko, tak ada salahnya menyerap ilmu dari para hacker terkenal dunia. Dengan demikian, ilmu tersebut dapat dijadikan sebagai benteng untuk melindungi data negara dan seluruh warga negara Indonesia.
“Jadi menurut saya harus terupdate dari waktu ke waktu dengan cara bagaimana ilmu ini nggak pernah berhenti. Kita juga mesti tanya dan mendengarkan dari para hacker-hacker itu. Kita ajak bicara untuk menemukan ilmunya, kan begitu. Kita ajak sama-sama menjaga, ini kan untuk kepentingan negara,” ungkap Moeldoko yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013 tersebut.