Gatot Nurmantyo: Omongan Effendi Simbolon Upaya Pembusukan TNI

Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo
Sumber :
  • Repro video.

VIVA Nasional – Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo merespons pernyataan Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon yang menyebut 'TNI kaya gerombolan'. Gatot mengatakan, anggota TNI harus bersatu dan jangan sampai dipecah-belah oleh siapapun, termasuk anggota DPR RI sekalipun.

Antisipasi Bencana Nasional, Pangkogabwilhan II Cek Kesiapan Pasukan PRCPB Yonzipur 10 Kostrad

"Wahai anak-anakku prajurit, Tentara Nasional Indonesia, baik darat, laut, udara. Dimana pun petugas, baik dalam negeri maupun luar negeri. Para komandan satuan, para kepala bagian, para staf, para panglimaku. Maka saya ingatkan, rapatkan barisan, konsolidasi, siaga penuh dan jangan mau dipecah-pecah oleh siapapun juga," ujar Gatot dalam diskusi yang digelar KAMI, dikutip Kamis 15 September 2022.

4 Kapal Perang Terlibat Dalam Latma Helang Laut Antara TNI AL dan Royal Brunei Navy di Laut Jawa

Gatot menilai pernyataan Effendi adalah proses pembusukan TNI yang perlu diwaspadai oleh seluruh prajurit. Pernyataan tersebut menurut dia, yang paling buruk. "Saudara-saudara ini adalah proses pembusukan TNI. Ini proses pembusukan TNI. Sangat luar biasa," ujar dia.

Gatot juga mengatakan bahwa pernyataan yang diucapkan Effendi ditayangkan secara langsung dan dapat menimbulkan perpecahan yang luar biasa baik di dalam negeri, maupun dari luar negeri.

Hebat, Pensiunan Letkol Sukses Besarkan 2 Anak Jadi Jenderal Pasukan Elit TNI

"Kenapa? Karena pernyataan ini didengar publik, ditayangkan live, disebarkan lagi bagaimana tentara-tentara di dunia melihat dan pernyataan ini sangat bisa dipercaya, di tempat terhormat, di DPR dalam komisi yang bergerak bertugas mengawasi TNI," ucap Gatot.

Gatot mengungkap hal serius yang patut diwaspadai oleh Indonesia. Menurutnya, jika ada suatu negara yang ingin menyerang Indonesia, ini adalah waktu yang tepat karena prajurit TNI sedang berantakan.

"Jadi sekarang ini di luar negeri pesannya, 'kalau kamu mau nyerang Indonesia, sekarang. Karena TNI berantakan, porak-poranda, tidak ada kendali, kayak gerombolan' itu permasalahan dari luar negeri," kata Gatot.

Selanjutnya, Gatot juga menyampaikan permasalahan yang dapat timbul dari dalam negeri yaitu turunnya kepercayaan rakyat Indonesia kepada TNI. Menurut dia, sinergitas dalam menjaga suatu negara bukan hanya dari TNI saja, melainkan tingkat kepercayaan rakyat kepada aparat keamanan juga diperlukan.

"Kalau dari dalam negeri menyampaikan begini, 'Jangan kau percaya sama TNI. TNI itu lebih jelek daripada gerombolan ormas. TNI sudah tidak ada kendali. Terjadi pembangkangan, disharmonisasi pemimpinnya itu tidak kompak, tidak patuh sama pimpinan, itu TNI sekarang'," ucap Gatot.

Anggota Komisi I Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon

Photo :
  • VIVA/Farhan

"Sehingga kepercayaan rakyat diharapkan tidak percaya lagi sama TNI. Central of Gravity untuk menjaga Indonesia ini bukan TNI saja, tapi bersatunya TNI dengan rakyat. Ibarat badan dan nyawa, TNI badannya, rakyat nyawanya. Kalau TNI ditinggalkan oleh rakyat, seperti bangkai dia," sambungnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyampaikan permohonan maaf kepada lembaga TNI. Hal ini buntut dirinya menyebut institusi tersebut seperti gerombolan. 

"Saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyingggung, yang tidak nyaman para prajurit siapapun dengan perkataan yang mungkin diartikan lain," kata Effendi di Gedung DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 14 September 2022.  

Lebih jauh, politikus PDIP ini juga mengaku sudah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa setelah gaduh pernyataannya soal 'TNI kaya segerombolan'.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini mengaku langsung mendatangi Panglima TNI di ruang kerjanya pada Selasa, 13 September 2022. Tujuannya, ia ingin menanyakan langsung sikap prajurit TNI kepada Panglima terkait ucapannya saat rapat kerja pada 5 September 2022.

"Pak Panglima menyampaikan tidak ada masalah, jadi sangat clear. Silakan temen-temen menanyakan langsung lebih elok kalau yang menyampaikannya," jelas dia.

Sementara KSAD Jenderal Dudung Abdurachman belum merespons permintaannya untuk bertemu untuk meminta maaf. "Pak Dudung belum direspons, saya sudah minta waktu," ujarnya

"Sekali lagi, misi saya datang untuk minta maaf. Saya sudah sampaikan ke Pak Panglima dan Pak KSAD belum. Karena belum ada waktu beliau (Dudung)," imbuhnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya