Sebelum Meninggal, Albar Mahdi Sempat Singgung Senioritas di Gontor
- VIVA.co.id/Sadam Maulana
VIVA Nasional - Albar Mahdi (17), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, dikenal sebagai pribadi yang terbuka dengan keluarga. Almarhum tidak pernah tertutup dan selalu menceritakan apapun keinginannya.
Ibunda Albar Mahdi, Siti Soimah menceritakan pengakuan almarhum sebelum meninggal. Menurut dia, almarhum putranya pernah bercerita ada keinginan memperbaiki sistem di Ponpes Gontor terutama soal senioritas.
"Anak saya selalu berceloteh ingin perbaiki sistem Ponpes. Kata-kata ini sering dia utarakan sebelum meninggal," kata Soimah, Sabtu, 10 September 2022.
Pun, Soimah akhirnya paham maksud omongan Albar. Sebab, anaknya meninggal diduga akibat tindak kekerasan oleh santri senior.
"Dengan meninggalnya almarhum, saya baru mengerti bahwa maksud celotehan itu adalah untuk memperbaiki sistem di Pondok. Supaya tidak terjadi lagi tindak kekerasan di lembaga pendidikan manapun dengan pengalihan pengasuhan dan pengawasan kepada senioritas," jelas Soimah.
Albar Mahdi sebelumnya meninggal dunia diduga karena dianiaya pada 22 Agustus 2022. Almarhum diterbangkan ke rumah duka di Jalan Mayor Zein, Lorong Sukarame, Kelurahan Sei Lais, Kalidoni Palembang, Sumatera Selatan, pada 23 Agustus. Albar juga sudah dimakamkan di TPU Sungai Selayur.
Sementara itu, pada Jumat, 9 September 2022, pimpinan Ponpes Gontor berziarah ke makam almarhum. Pimpinan Ponpes juga berkunjung langsung ke rumah duka untuk bertakziah.
Soimah menyambut kehadiran pimpinan Ponpes. Dia juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kunjungan ke Palembang.
Soimah memaknai, jika tujuan pimpinan Ponpes Gontor bersama rombongan berkunjung adalah suatu bentuk tindakan yang nyata kepada keluarga. Hal itu untuk menghibur dan mengucapkan belasungkawa.
"Saya tahu kunjungan dari pimpinan Ponpes bersama rombongan adalah untuk menghibur kami pihak keluarga. Agar kami bersabar dalam menghadapi cobaan yang sedang kami alami," tuturnya.
Namun, kata Soimah, dikarenakan permasalahan tersebut sudah masuk ke ranah hukum, maka pihak keluarga tetap melanjutkan prosesnya.
"Kami tetap melanjutkan proses hukum ini untuk menuntut keadilan yang sesungguhnya, untuk anak saya Albar Mahdi," ujarnya.
Begitu juga menurutnya terhadap pihak-pihak yang diduga coba menghilangkan bukti-bukti. "Menutup-nutupi atas peristiwa penganiayaan terhadap anak saya. Sehingga anak saya harus menjalani autopsi," tutur Soimah.