Kawal Kasus Tewasnya Albar Mahdi, KPAI Akan Datangi Gontor
- VIVA.co.id/Sadam Maulana
VIVA Nasional - Kasus meninggalnya Albar Mahdi atau AM (17), santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, mendapat perhatian serius Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Kasus ini jadi sorotan luas karena korban tewas diduga karena dianiaya oleh santri lainnya.
"Kami sampaikan duka yang mendalam terkait meninggalnya santri AM. Kami menyayangkan atas kejadian tersebut," kata Ketua KPAI Susanto, dalam keterangan persnya, Jumat, 9 September 2022.
Susanto menyampaikan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini. Ia bilang, KPAI juga berencana akan mendatangi langsung Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo.
"KPAI akan terus mengawal kasus ini. Dalam waktu dekat, kami akan berkunjung ke Ponpes Gontor dan Polres Ponorogo untuk pengawasan dan koordinasi lebih lanjut," tuurnya.
Orangtua dari AM, santri Ponpes Gontor, Poorogo yang tewas dianiaya.
- VIVA.co.id/Sadam Maulana
Susanto berharap agar kasus ini tidak terulang di kemudian hari. Dengan demikian, orangtua yang menitipkan anaknya sebagai santri merasa nyaman, dan mempercayai Pondok Pesantren.
Pun, dia berharap proses pembelajaran di Gontor tak terganggu.
"Adanya kasus ini kami berharap proses pembelajaran tidak terganggu, terus berjalan dan upaya pencegahan segala bentuk kerentanan kekerasan dilakukan secara optimal. Sehingga perwujudan pesantren ramah anak dapat terealisasi dengan baik," jelasnya.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia, telah mengungkap dua orang yang diperiksa sebagai terduga pelaku. Namun, penyidik belum menaikan statusnya karena masih mengumpulkan alat bukti.
"Untuk dua terduga pelaku semuanya santri. Mereka senior almarhum di Pondok Pesantren Gontor. Sekarang masih dalam pemeriksaan," ujar Nikolas.
Pejabat AS: Ratusan Tentara Korea Utara Tewas Saat Bertempur Melawan Ukraina
Pasukan Korea Utara yang dikirim untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina dilaporkan telah menderita banyak korban dengan ratusan prajurit tewas atau terluka.
