Kiai Gontor Takziah ke Makam Santri AM di Palembang
- IG Gontor
VIVA Nasional – Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, bertolak ke Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 9 September 2020, dalam rangka takziah ke makam almarhum Albar Mahdi (AM), santri Gontor yang meninggal dunia karena dianiaya oleh seniornya di pondok.Â
Dua kiai Gontor, KH Amal Fathullah Zarkasyi dan KH Akrim Mariyat beserta rombongan tiba di Palembang, Jumat siang dan langsung menuju tempat pemakaman umum (TPU) Sungai Selayur, Kalidoni, Palembang Sumatera Selatan, lokasi almarhum AM dimakamkan.Â
Di TPU Sungai Selayur, Kiai Akrim Mariyat dan Kiai Amal Fathullah mendoakan almarhum AM di atas pusaranya. Doa bersama itu juga dihadiri perwakilan keluarga almarhum, yakni ayah almarhum AM.
"Kami dari Gontor berkunjung kesini untuk takziah, untuk mendoakan anak kita ini, yang telah wafat di Gontor, yang kita yakini dan fahami bahwa anak ini wafat ketika mencari ilmu sesuai ajaran agama kita, yang belajar menuntut ilmu kemudian meninggal itu tempatnya adalah di surga, dia meninggal dalam keadaan syahid," kata Kiai Akrim Mariyat dikutip dari Instagram resmi Pondok Modern Gontor, Jumat.
Kiai Akrim mengajak kepada semua yang hadir agar mendoakan almarhum agar seluruh amal baiknya diterima dan diampuni segala dosa-dosa serta kesalahannya.Â
"Kita hanya mendoakan dan mengikhlaskan kepergian beliau ini, karena sebenarnya beliau ini bukan hanya anak sini saja, dia juga anak kita di Gontor yang sejak awal kita bisa sampai sekarang ini," ungkapnya
Sebelumnya, Polres Ponorogo, Jawa Timur, bersama Tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Mohammad Hasan, melakukan pembongkaran makam AM (17), santri Pondok Pesantren Gontor yang meninggal dunia karena dugaan mengalami kekerasan. Pembongkaran dilakukan di TPU Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, 8 Agustus 2022.Â
Pembongkaran makam itu dilakukan untuk mengetahui kondisi jenazah AM, yang diduga meninggal dunia akibat penganiayaan oleh sesama santri. Prosesi autopsi dilakukan secara tertutup. Kuasa hukum keluarga AM, Titis Rachmawati, mengatakan pihaknya sangat mendukung proses autopsi dilakukan. Sehingga, dapat segera mengetahui penyebab meninggalnya AM.Â
"Kami mengapresiasi langkah dari Polres Ponorogo yang datang langsung ke Palembang untuk melakukan proses autopsi. Harapan kami kasus ini segera terungkap dan mengetahui motif dan pelakunya," kata Titis.Â
Menurut Titis, autopsi terhadap jenazah korban sebenarnya tidak perlu dilakukan andai pihak Pondok Pesantren Gontor tidak lambat mengambil keputusan. Proses autopsi bisa dihindari jika pihak Gontor sudah terbuka sejak awal.Â
"Itu yang kita sesalkan, kenapa baru melaporkan setelah viral, baru rilis permohonan maaf secara terbuka. Kalau saja dari awal sudah dilaporkan, maka tidak sampai autopsi," jelas Titis.
Â
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (Pesantren Gontor), Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengaku tidak berniat untuk menutup-nutupi penyebab kematian AM (17 tahun), santri di pesantren tersebut yang diduga meninggal karena dianiaya. Pihak pesantren juga berharap kasus tersebut diusut kepolisian secara terbuka dan tuntas.Â
"Kami Pondok Modern Gontor sama sekali tidak punya niatan untuk menutup-nutupi kasus dugaan penganiayaan yang berujung wafatnya santri kami ini, apalagi sampai menghalang-halangi proses hukum pengungkapan kasus ini. Sebaliknya, kami justru berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan terbuka dan transparan sesuai aturan hukum yang berlaku," kata Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid dalam keterangan pers yang diterima VIVA, Rabu, 7 September 2022.Â