Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Pemprov DKI Lakukan Transformasi RSUD

Pemprov DKI Jakarta melakukan transformasi RSUD
Sumber :
  • Pemprov DKI Jakarta

VIVA – Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan transformasi pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Ibu Kota.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, transformasi pelayanan RSUD ini terdiri dari beberapa aspek, seperti pengembangan layanan unggulan dan jejaring layanan rujukan pada 31 RSUD di Jakarta, standarisasi hospitality (keramahtamahan dan penampilan diri), standarisasi logo, penjenamaan, seragam, serta sarana dan prasarana RSUD untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada warga.

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

“Transformasi pelayanan kesehatan diterapkan di 31 RSUD milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara bertahap. Monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan secara berkelanjutan,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/8).

Lewat transformasi ini, Dinkes DKI Jakarta mengembangkan layanan unggulan dan jejaring layanan rujukan bagi jantung terpadu, stroke terpadu, trauma centre, luka bakar, kesehatan mata, geriatri terpadu, kesehatan ibu dan anak, tumbuh kembang anak, onkologi terpadu, tuberkulosis resisten obat, serta ginjal terpadu.

Egi-Syaiful Siap Wujudkan Program Prioritas Layanan Kesehatan yang Merata di Lamsel

Pengembangan pelayanan unggulan dan jejaring layanan rujukan RSUD atau Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) dipetakan berdasarkan kebutuhan masyarakat (prevalensi penyakit), kesesuaian kemampuan RS (lahan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta alat kesehatan), dasar perencanaan, pengembangan dan penganggaran rumah sakit, serta geografis dan konsep kewilayahan.

“Pelayanan unggulan diklasifikasikan berdasarkan level kemampuan pelayanan, standar sumber daya manusia dan organisasi, standar sarana dan prasarana, serta standar alat kesehatan (level 1 sampai level 4),” terangnya.

Adapun pemetaan jejaring layanan rujukan menggunakan konsep Hospital Hub and Spoke Model. Tujuannya, untuk keseragaman pelayanan di seluruh rumah sakit daerah agar bisa lebih efisien, karena teknologi dan keahlian medis paling canggih dipusatkan di Hub. Hal ini guna menghindari duplikasi layanan yang mahal di seluruh rumah sakit daerah, kolaborasi dan sistemnya pun pada level pelayanan unggulan.

Pengembangan jejaring layanan rujukan ini diprioritaskan untuk pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Kamar Operasi, Rawat Inap, Rawat Inap Khusus, Intensive Care Unit (ICU), dan layanan intensif lainnya, serta layanan ambulans untuk jejaring Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

Untuk pengembangan layanan rujukan di RSUD Kelas A dan B, saat ini sudah ditetapkan layanan unggulan yang sifatnya mandatori, antara lain layanan jantung, stroke, kesehatan ibu dan anak, TB-RO (tuberkulosis resisten obat), dan HIV.

“Layanan unggulan tambahan disesuaikan dengan kemampuan RS, seperti layanan ginjal, trauma centre, luka bakar, onkologi, hingga geriatri. Dengan transformasi ini, harapannya pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin baik,” ujarnya.

Rumah Sehat untuk Jakarta
Dinkes DKI Jakarta mempercepat pelaksanaan Transformasi Layanan Kesehatan dengan pemanfaatan teknologi digital menuju layanan kesehatan masyarakat yang terintegrasi, aman, bermutu, dan efisien.

Salah satunya, melalui perubahan dan pembaharuan fasilitas yang mampu meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal ini tak sekadar diwujudkan dalam pembangunan infrastruktur, tetapi juga suatu bangunan yang mampu memberi makna, sehingga warga yang hadir mampu mendapatkan pengalaman yang baik.

Pada titik inilah dimulai dengan penjenamaan (branding) pada RSUD yakni ‘Rumah Sehat untuk Jakarta’, yang kehadirannya memberi pesan kuat sekaligus ikhtiar besar untuk menghadirkan kesejahteraan sosial untuk semua masyarakat.

Dengan penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta, harapannya dapat mengubah pola pikir masyarakat agar tidak hanya berkunjung di saat sakit, tetapi juga dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Sehingga, masyarakat menjadikan kesehatan sebagai tujuan dan cara hidup.

“Selama ini, rumah sakit kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif, sehingga orang datang karena sakit dan ingin sembuh. Datang ke rumah sakit untuk sembuh, padahal untuk sembuh harus sakit dulu,” ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peluncuran penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/8/2022).

“Nah, di sisi lain, pada pandemi kemarin kita menyaksikan pentingnya menjaga kesehatan. Karena itu, rumah sehat ini perannya ditambah, yakni aspek promotif dan preventif,” sambungnya.

Gubernur Anies pun berharap, mindset masyarakat terhadap rumah sakit yang sebelumnya berorientasi dari sakit untuk sembuh bisa diubah menjadi sehat dan lebih sehat lagi melalui berbagai treatment.

“Jadi, datang ke rumah sehat, untuk menjadi sehat dan lebih sehat. Mulai melakukan medical and mental health check up, vaksinasi dan imunisasi, dan berbagai kegiatan yang bersifat promotif-preventif lainnya. Sehingga, rumah sehat ini dirancang benar-benar membuat kita berorientasi pada hidup sehat, bukan sekadar berorientasi sembuh dari sakit,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti, menjelaskan bahwa Rumah Sehat untuk Jakarta juga hadir dengan warna dan desain logo yang baru.

“Sebelumnya, kita memiliki logo yang berbeda-beda dari setiap RSUD, kemudian saat ini menjadi satu logo yang sama. Logo Rumah Sehat untuk Jakarta terinspirasi dari kelopak bunga melati gambir yang merupakan salah satu bunga khas DKI Jakarta yang tidak hanya indah, tapi juga memiliki manfaat kesehatan sebagai obat,” jelasnya.

Widyastuti juga memaparkan penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta merupakan komitmen mewujudkan transformasi layanan kesehatan, termasuk transformasi digital. Dalam hal ini, Dinkes DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI mengintegrasikan Rekam Medik Elektronik dengan platform SATU SEHAT. Platform ini membuka jalan untuk mewujudkan Integrasi Rekam Medik Elektronik di seluruh fasilitas kesehatan milik Pemprov DKI Jakarta.

Selain memenuhi kebutuhan kesehatan perorangan dengan menyajikan fitur pendaftaran online, Dinkes DKI Jakarta juga memfasilitasi warga Jakarta dengan berbagai fitur layanan berbasis masyarakat, seperti skrining penyakit tidak menular, skrining kesehatan jiwa, skrining calon pengantin, pencatatan imunisasi, serta informasi dan edukasi lainnya yang terintegrasi di dalam satu platform bernama JakSehat.

Transformasi yang dilakukan di RSUD ini turut diapresiasi oleh Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Pandu Riono. Ia pun berharap, penjenamaan Rumah Sehat untuk Jakarta dapat mengubah mindset masyarakat terhadap rumah sakit.

Bahkan, ia menyebut ada anggapan di masyarakat bahwa rumah sakit itu juga bisa disebut sebagai rumah jenazah, karena sebagian besar orang meninggal di rumah sakit.

“Rumah sakit dari dulu itu fungsinya hanya untuk pengobatan. Kalau orang sudah sakit berat, baru datang ke layanan kesehatan,” tuturnya, Senin (8/8).

Dengan penjenamaan ini, diharapkan mindset yang sudah lama tertanam di benak masyarakat itu perlahan bisa diubah sedikit demi sedikit.

“Harapannya, RSUD bisa bergerak ke arah hulu, bergerak untuk edukasi, bergerak untuk hidup lebih sehat, bergerak untuk pencegahan, bergerak untuk temuan atau screening tahap awal sebelum bergejala, sehingga sebagian besar penduduk akan tetap sehat,” ucapnya.

Tak cuma sekadar branding, Rumah Sehat untuk Jakarta juga mengembangkan jejaring teknologi demi memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.

Rekam medik pun kini bisa terdigitalisasi dengan baik dan terhubung dalam jejaring teknologi yang dikembangkan Rumah Sehat untuk Jakarta.

“Jadi, tidak perlu ada medical record lagi. Medical record bisa terhubung satu sama lain. Bisa gunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK), semua penduduk bisa terdata dengan baik,” ujarnya.

“Misalnya, saya bisa ke RSUD Pasar Minggu, kemudian saya beraktivitas di Jakarta Utara dan ke RSUD Koja, tinggal pakai NIK semua data (medis) sudah keluar,” pungkasnya.

Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid

Menkomdigi di Jerman: Kerjasama Internasional Perkuat Transformasi Digital

Meutya Hafid menekankan pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam transformasi digital yang meliputi inklusivitas, pemberdayaan, dan kepercayaan.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024