KSAD Revitalisasi Makam Wali di Pesantren Sono di Sidoarjo
- VIVA/ Nur Faishal.
VIVA Nasional - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menandatangani prasasti revitalisasi cagar budaya makam auliya (para wali Allah) di kompleks Pesantren Sono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Rabu, 31 Agustus 2022. Revitalisasi tersebut diharapkan menjadi pengungkit tonggak peradaban keilmuan di Kota Udang.
Turut mendampingi Jenderal Dudung, di antaranya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Bupati Sidoarjo Muhdlor, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, dan sejumlah pejabat dan tokoh lainnya.
Apresiasi Kolaborasi
Jenderal Dudung mengatakan, pihaknya mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan antara Kodam/V Brawijaya dengan Pemkab Sidoarjo dalam merevitalisasi makam auliya yang terletak di Desa Sono tersebut. “Saya memberikan apresiasi dan penghargaan atas progres kelancaran revitalisasi ini sesuai dengan harapan,” katanya.
Baca juga: Sambut HUT ke-77 RI, Eks Napiter Tabur Bunga di Makam Pahlawan
Dia menjelaskan, makam tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi dan penting bagi masyarakat Sidoarjo. “Ponpes Sono yang terkenal melahirkan sejumlah kiai besar, termasuk Kiai Haji Hasyim Asy'ari (pendiri NU),” ujar Dudung.
Peradaban Islam
Dengan dipugarnya kompleks makam bersejarah tersebut, semakin membuktikan bahwa Sidoarjo dua abad yang lalu adalah pusat peradaban Islam di Jawa Timur. “Beberapa waktu yang lalu saya datang ke sini bertemu dengan bupati. Kemudian diceritakan bupati tentang sejarah, bagaimana penjajah Jepang kemudian berkumpul di sini mengatur siasat syuhada,” katanya.
Syuhada Serta Ulama
Menurutnya, hal ini membuktikan jika Ponpes Sono bukan hanya merupakan sebuah pesantren, namun banyak syuhada serta ulama di desa ini yang turut andil memerdekakan bangsa.
“Saya terketuk, saya merasa ini sudah lama ini harus dijadikan cagar budaya. Dalam hati saya, yang mendirikan bangsa, yang memerdekakan bangsa serta yang menghormati bangsa sendiri, kok, susah. Maka saya segera berkoordinasi untuk mengatur revitalisasi. Saya juga NU, dulunya saya nyantri,” cerita Dudung.
Cagar Budaya Bangsa
Sementara itu, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa dirinya mendukung dan mengapresiasi revitalisasi Makam Sono yang merupakan cagar budaya bangsa. Menurutnya, revitalisasi ini sebagai bentuk penghormatan bagi para Ulama pejuang sejaligus para Auliya'.
"Saya berharap, dengan dilakukannya peletakan batu pertama kali ini, juga menjadi landasan dari dasar spirit kebangsaan Indonesia," ujar Khofifah.
Ketua Umum Muslimat NU tersebut berharap, dengan adanya revitalisasi Makam Sono dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk melakukan ziarah dengan nyaman, karena fasilitas yang ada telah dikembangkan.
"Agar masyarakat juga mendapatkan pengetahuan baru, jika pada 200 tahun lalu, Sidoarjo merupakan puncak peradaban nasional karena ulama besar lahir dari dari tempat ini," kata Khofifah.