Jalur Kereta Padang-Pekanbaru Hidup Lagi
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Jalur kereta api penumpang Padang menuju Pekanbaru kembali akan diaktifkan. Menurut PT Kereta Api Sumatera Barat, hal tersebut merupakan revitalisasi jangka panjang perusahaan.
“Ini program besar PT KAI di Sumatera untuk menghidupkan kembali transportasi massal yang menghubungkan kedua provinsi,” kata Kadiv Humas PT KAI Sumbar, Romeyo pada VIVAnews, Senin 17 Mei 2010.
Menurut Romeyo, pembukaan jalur kereta tersebut tak hanya menghidupkan kembali sejumlah jalur kereta di Sumbar yang sudah tidak berfungsi sekitar 40 tahun.
Sejumlah megaproyek akan dibangun untuk mewujudkan transportasi massal antar dua provinsi tersebut.
Menurut Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pengembangan Perkeretaapian Sumbar Al Revinus, PT KAI akan membangun terowongan (shortcut) di perut bukit untuk memperpendek jalur kereta Padang-Pekanbaru.
Saat ini, rencana pembagunan shortcut tersebut dalam tahap detail enginering design (DED).
”DED-nya sudah ada tahun ini, shortcut tersebut akan dibangun sepanjang 570 kilometer menerobos Bukit Barisan,” kata Alrevinus.
Shortcut ini akan dibangun dari Padang menuju Solok dan diperkirakan terowongan sebanyak enam hingga tujuh unit terowongan.
Pra desain pembangunan terowongan ini tergantung gradient (tingkat tanjakan). Gradient di atas 10, panjang terowongan bisa mencapai 9,6 kilometer, sebaliknya jika gradientnya kurang dari 10, panjang terowongan bisa mencapai 22 kilometer.
Pembangunan terowongan tersebut akan memakan dana yang besar. “Untuk DED-nya saja dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,7 triliun,” kata Alrevinus. Ditargetkan, pembangunan shortcut ini masuk dalam program tahun 2013.
Dibangunnya shortcut tersebut akan memperpendek jalur kereta ke Pekanbaru karena saat ini jalur kereta api di Sumbar sudah ada hingga Lipat Kain, Provinsi Riau, melewati Kiliran Jao, Sijunjung, Sumbar.
Dihidupkannya kembali jalur kereta tersebut untuk memudahkan masyarakat Sumbar memanfaatkan transportasi saat Trans Sumatera Railway dioperasikan 2020. (hs)
Laporan: Eri Naldi| Padang