Ketua IPW Dikontak 2 Anggota DPR Mendorong Agar Percaya Skenario Sambo

Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso
Sumber :
  • istimewa

VIVA Nasional – Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menceritakan ada dua anggota DPR yang menghubungi dirinya 4 hari setelah peristiwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terjadi. Dua anggota DPR tersebut menghubungi Sugeng pada 12 Juli 2022.

Berdampak ke Industri, DPR Sebut Aturan Kemasan Rokok Polos Rugikan Sektor Tembakau

Anggota DPR itu menghubunginya dan mendorong agar dia percaya dengan skenario yang dibuat Ferdy Sambo. Yaitu skenario yang menyebut bahwa istri Sambo, Putri Candrawathi dilecehkan oleh Brigadir J.

"Kalau tidak salah 12 Juli malam, ada 2 anggota dewan (menghubungi dirinya)," kata Sugeng saat menghadiri sidang pemeriksaan di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2022.

Petinggi Gerindra Diisukan Gantikan Retno Marsudi Jadi Menlu, Begini Respons DPR

Infografik Pengakuan Ferdy Sambo

Photo :

Anggota dewan yang pertama, ungkap Sugeng, awalnya mengirim pesan WhatsApp kepadanya terkait berita Komnas Perempuan yang intinya istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi perlu dilindungi. Menurut Anggota dewan ini, Ferdy Sambo dan istrinya merupakan korban dan harga dirinya sebagai suami diinjak-injak.

PKB Dukung Penambahan Kementerian untuk Pemerintahan Prabowo demi Percepatan Pembangunan

"Jadi dia bilang, FS ini korban. FS ini dizolimi, harga dirinya diinjak-injak dan dia sangat menyesal kenapa bukan dia yang menembak. Saya dengerin. Jadi kejadiannya seperti itu, bahwa dia itu istrinya dilecehkan. Persis sama dengan yang sama dilontarkan Karopenmas. Oke informasi ini saya tampung. Itu tanggal 12 Juli," kata Sugeng.

Kendati begitu, Sugeng tidak menyebut nama anggota DPR yang dimaksud. Dia sempat menelpon Sugeng yang berujung pada kemarahan Sugeng lantaran memanggil Sugeng dengan sapaan 'dinda'. 

Sugeng tersinggung atas panggilan itu karena dirinya tidak pernah merasa menjadi adik asuh dari anggota DPR tersebut.

"Eh, jadi Anda memanggil saya dinda. Dan Anda kanda, saya bilang. Di telepon, saya marah. Tapi dia akhirnya kaget, rupanya saya tidak bisa digertak. Dia mau mengkooptasi saya dengan kata 'dinda'. Saya bilang, jangan main-main begini dengan saya. Akhirnya reda, pembicaraan reda," kata Sugeng.

Lebih lanjut, terang Sugeng, ada satu lagi anggota DPR yang menelpon dirinya pada tanggal 12 Juli tersebut. Anggota DPR kedua ini hanya mempertanyakan kasus yang terjadi.

"Ada lagi satu anggota DPR dia menelpon. Saya telepon balik. Karena ditanya ada apa sih, saya cuma telpon, ini bang soal kasus Sambo ini menurut saya janggal. Dia tidak memengaruhi kalau ini," ujarnya. 

Sidang Etik Ferdy Sambo

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain 2 anggota DPR itu, kata Sugeng, ada seorang polisi Kombes Baintelkam yang mendatangi dirinya pada 15 Juli 2022. Polisi tersebut menceritakan bahwa kasus dugaan pembunuhan Brigadir J diawali pelecehan Putri Candrawathi, lalu Ferdy Sambo marah dan Ferdy Sambo tidak ada di lokasi pada terjadi pembunuhan Brigadir J.

"Ada satu Kombes Baintelkam datang menemui saya. Sama ceritanya persis seperti anggota DPR yang pertama. Pelecehan, kemudian korban. Dia marah. FS itu tidak ada di lokasi, sedang PCR. Saya kan menganalisis dan saya punya informasi. Jadi saya tetap. Tidak ada pada mereka tawaran uang sama saya. Karena selama saya menjadi aktivis nyaris tidak ada yang berani nawarin duit ke saya," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya