Ansor Tidak Terlibat Politik Praktis 2024, Tapi Kader Dibebaskan
- VIVA/Eduward Ambarita
VIVA Nasional - Ansor menyatakan tidak akan terlibat dalam politik praktis pada pemilu tahun 2024. Namun, untuk kader yang berpolitik diberikan kebebasan secara demokratis. Dengan tujuan untuk sama-sama membangun Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Saling Mendukung
Hal itu, disampaikan oleh oleh Ketua PW Ansor Sumut, Adlin Umar Yusri Tambunan, kepada wartawan di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Sabtu, 20 Agustus 2022. Ia berpesan kepada 4000 kadernya di Sumut untuk saling mendukung bila kader maju di Pileg, Pilkada serentak hingga Pilpres tahun 2024.
"Kalau GP Ansornya tidak bisa berpolitik praktis. Tapi jika kader mau ikut politik kita bebaskan. Karena memang banyak dari kita yang jadi politisi. Harus saling mendukung," kata Adlin.
Baca juga: Alasan Banser Bubarkan Deklarasi Ikatan Alumni Ansor di Surabaya
Ketua Ansor Termuda
Adlin berusia 35 tahun dan merupakan Ketua Ansor termuda se-Indonesia itu, mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan konsolidasi secara internal untuk terus membangun kekompakan dan solid sesama kader.
"Kita harus solid dan kompak juga. Jadi kalau dulu semacam ada intrik-intrik politik di dalam. Sekarang tidak ada lagi lah. Artinya diminimalisir. Kalau mau bermain politik semacam itu ada wadahnya. Bisa di pilkades, pileg dan sebagainya," kata Adlin.
Adlin yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Serdangbedagai itu, mengatakan terus memimpin Anshor Sumut dnegan menjalani visi dan misi organisasi bersama pengurus dan kader.
"Sistem kaderisasi kita sudah berjalan setiap Minggu. Kalau di Ansor paling dasar adalah pelatihan kaderisasi dasar. Kaderisasi lanjutan dan nasional," kata Adlin.
Dekat Bersama Rakyat
Disinggung bila Adlin diminta para kader untuk maju kembali menjadi Ketua Ansor Sumut. Ia mengatakan siap dan semua itu diserahkan kepada seluruh kader.
Adlin menambahkan seluruh kader harus hadir dan dekat bersama rakyat. Sehingga kehadiran Anshor di tengah masyarakat dapat dirasakan.
"Tergantung kawan-kawan saja. Kalau mereka masih mau minta (jadi Ketua), ya boleh. Gak ada masalah. Mengalir saja. Yang penting bagaimana hari ini, kaderisasi, konsolidasi dan pendistribusian kader kita itu yang paling penting dan bagaimana mereka bisa dekat dengan masyarakat," kata Adlin.