UAS Soroti Penembakan di KM 50 Pasca Irjen Sambo Jadi Tersangka
- VIVA/Putra Nasution
VIVA Nasional – Ustad Abdul Somad (UAS) kembali menyoroti kasus KM 50 terkait unlawfull killing terhadap beberapa laskar Front Pembela Islam (FPI). Cuitan mengenai kasus ini diunggah UAS melalui akun instagram pribadinya pasca mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Secara tidak langsung, UAS melalui unggahannya mengajak masyarakat untuk tidak bersedih meskipun tak ada satu orang yang menghiraukan kekecewaan atas sesuatu (kasus KM 50) yang tengah dirasakan. Sebab, kata UAS, Allah akan membalas itu semua dengan kejadian yang tak terpikirkan siapapun.
"Ketika manusia tak menghiraukanmu, jangan kecewa, jangan bersedih. Berbisiklah ke bumi, malaikat-malaikat di langit mengaminkan doamu, Allah buat sesuatu yang tak terlintas di hati dan pikiran manusia," tulis keterangan UAS dalam video berlatar belakang KM 50 yang diunggah di instagram @ustadabdulsomad_official, Rabu, 10 Agustus 2022.
Jika video yang diunggah UAS diselisik lebih jauh, terdengar sebuah doa yang seolah meminta kepada Allah untuk menghancurkan para pelaku pembantaian laskar FPI dalam kasus KM 50. Sebab, apa yang dilakukan para pelaku dan aktor intelektualnya merupakan tindakan yang sadis.
"Semoga Allah menghancurkan sehancur-hancurnya para pelaku pembantaian 6 syuhada pengawal kami dan yang memerintahkannya, serta para aktor intelektualnya juga yang merestuinya dan semua yang terlibat dalam pembantaian sadis dan brutal tersebut secara langsung maupun tidak langsung," ujarnya.
Lebih jauh, dalam video juga tertuliskan sebuah narasi yang menyatakan bahwa lokasi pembantaian sadis terhadap laskar FPI di KM 50 ini sengaja diratakan dengan tanah sebagai upaya penghilangan barang bukti.
"KM 50 Tol Cikampek diratakan dengan tanah untuk menghilangkan barang bukti pembantaian 6 syuhada oleh aparat," tulis keterangan dalam video itu.
Diketahui, kasus KM 50 yang menewaskan 6 laskar FPI viral usai dikaitkan dengan kasus tewasnya Brigadir Nofryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Ada yang mengatakan bahwa mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo memiliki keterlibatan dalam dua kasus tersebut.
Selain itu, dari dua kejadian tersebut (KM-50 dan tewasnya Brigadir J), temuan dilapangan menyatakan CCTV yang dapat dijadikan bukti kuat diduga sedang dalam masalah dan beberapa informasi menyebut CCTV dalam keadaan rusak atau mati.
Kemudian, inkonsistensi juga ditunjukan Mabes Polri ketika menyampaikan informasi dalam kasus adu tembak yang terjadi di kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, menyebabkan warganet menilai ada yang ditutup-tutupi dari kejadian sebenarnya.
Banyak warganet meminta agar kasus tersebut segera diungkap dengan benar, pasalnya banyak kejanggalan yang ditemukan. Beberapa komentar pun dilayangkan warganet di Twitter dan banyak yang menyangkutkan kasus tersebut dengan KM 50 yang menewaskan 6 laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek.
"Brigadir J mati ditembak dirumah Kadiv Propam Ferdy Sambo. Sebelumnya Kadiv Propam Ferdy Sambo ini pernah ikut serta investigasi kasus KM 50” tulis salah satu komentar warganet.
"Kasusnya nanti mirip 6 org laskar FPI yg dibunuh secara sadis, CCTV ga ada, keterangan polisi berubah-ubah," cuit warganet yang lain.
"Keterangan berubah ubah juga terjadi pada kasus cctv mati di toll km 50" timpal pemilik akun lainnya.