Hotman Paris Bakal Polisikan Rudi Samin Karena Diduga Memfitnah JNE
- VIVA/Andrew Tito
VIVA Nasional – Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang memberikan pendampingan hukum kepada JNE dalam menangani kasus dugaan penimbunan beras di Sukmajaya, Depok Jawa Barat, mengatakan bahwa JNE akan melaporkan Rudi Samin, selaku pemilik lahan di Sukmajaya, Depok. Hotman menilai Rudi Samin telah melontarkan tuduhan yang tidak benar terhadap kliennya.
Menurut Hotman, tuduhan terhadap JNE tidaklah tepat, dan Dia mengatakan pihak JNE dipastikan bukan menimbun beras bantuan presiden, melainkan mengubur beras bantuan presiden yang rusak akibat terkena hujan. Pihak JNE mengubur beras tersebut dengan maksud memusnahkan beras yang sudah tidak layak konsumsi itu.
“Saya pertimbangkan untuk lapor polisi atau perdata itu saja, dan anda tau semua ini pemicunya adalah fitnahnya kasus perdata kepemilikan tanah yang dipake, digeser menjadi kasus sengketa beras bantuan presiden agar kasus kepemilikan tanah menjadi viral,” kata Hotman dalam Konfrensi pers bersama JNE di kawasan Penjaringan Jakarta Utara, Kamis 4 Agustus 2022.
Meskipun terjadi kerusakan pada beras yang dikirimkan oleh JNE, Hotman memastikan, beras tidak layak tersebut tidak sampai ke keluarga penerima manfaat. Pihak JNE, kata Hotman, telah mengganti beras busuk tersebut dengan beras yang masih baru dan membelinya sendiri menggunakan dana dari kantong Pribadi JNE.
Artinya, lanjut Hotman, pihak JNE Bertanggung jawab atas kerusakan beras yang menjadi tidak layak konsumsi tersebut. “Total kerugian itu sudah diganti, JNE membayar dengan cara memotong honornya atau debit note,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan karung beras bantuan sosial untuk masyarakat terdampak COVID-19 ditemukan terkubur di sebuah lapangan, di kawasan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Diduga, perusahaan pengiriman JNE yang melakukan itu karena lokasinya yang berada persis di depan gudang perusahaan tersebut.
Diketahui, beras yang rusak akibat perubahan cuaca saat pengiriman, sebanyak 3,4 ton. Jumlah itu hanya sekitar 0,05 persen dari total 6.199 ton beras yang didistribusikan untuk wilayah Depok, Jawa Barat.
Tumpukan sembako itu pertama kali diketahui warga setempat, Rudi Samin yang juga sebagai ahli waris tanah tersebut yang mendapatkan informasi dari pegawai perusahaan pengiriman tersebut. Kemudian dalam waktu tak lama setelah ditemukan, peristiwa itu viral di media sosial.