Hari Pertama Aksi Mogok, Kapal Wisatawan Masih ke Pulau Komodo
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA Nasional – Seluruh pelaku pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) bersepakat melakukan mogok mulai hari ini hingga sebulan ke depan. Tapi nyatanya trip ke Loh Liang atau Pulau Komodo masih dibuka.
Kapal-kapal dikabarkan masih membawa tamu ke sejumlah spot dalam kawasan TN Komodo termasuk Loh Liang, salah satu spot yang pada hari ini mulai dengan tarif baru yakni Rp.3.750.000 per orang.
Namun setelah dicek, ternyata kapal-kapal wisata itu mengantar turis yang sudah beberapa hari menikmati paket tur Labuan Bajo, Pulau Kalong, Padar, Rinca, Komodo dan Pink Beach. Kapal-kapal itu cuman menyelesaikan paket tur yang dibeli jauh-jauh hari sebelum penetapan tarif tinggi di TN Komodo yang mulai berlaku 1 Agustus 2022.
"Kapal-kapal yang masuk kita cek satu-satu. Ternyata mereka antar tamu yang sudah trip dari kemarin sebelum tanggal 1 (Agustus). Memang masih banyak kapal yang masuk. Tapi tamu yang trip dari kemarin," kata Ikhsan dari asosiasi pedagang patung komodo di Loh Liang ketika dihubungi VIVA, Senin siang 1 Agustus 2022.
Selain melakukan 'sweeping' terhadap kapal wisata yang masuk di dermaga Loh Liang para pelaku pariwisata Loh Liang juga mengecek harga tiket masuk di loket ticketing.
"Hari ini belum ada tamu baru yang mulai trip hari ini tanggal 1 sehingga harga tiket masuk masih lama Rp400 ribu wisman dan Rp200 ribu wisnus," tambah Ihsan.
Pun, masih ada wisatawan yang masuk ke Pulau Komodo namun kios-kios sovenir di sana sudah ditutup.
"Komitmen untuk tidak boleh ada layanan wisata sebagaimana disepakati di Labuan Bajo pada 30 Juli (2022) tetap dilaksanakan. Bahkan kita sudah tidak jualan patung komodo sejak 29 Juli kemarin," tutur Ihsan.
Sementara itu, Bram, asal Desa Komodo yang biasa jualan sovenir di Loh Liang memastikan kebijakan pemerintah memberlakukan harga mahal ke TN Komodo tetap akan ditentang karena kebijakan itu merusak animo wisatawan yang hendak berkunjung ke Komodo.
"Semua warga Pulau Komodo kompak untuk dukung dan lakukan aksi mogok, tidak layani wisatawan yang datang ke Loh Liang di Pulau Komodo. Ini karena kecintaan kami pada satwa komodo, yang kami yakini sebagai saudara kami, dan demi kelestarian alam serta kehidupan orang Pulau Komodo," kata Brama dihubungi terpisah.
Menurutnya, harga tiket masuk Loh Liang yang begitu tinggi, menciptakan image mahal membuat wisatawan mengalihkan agenda perjalanan mereka ke tempat lain.
"Akan banyak orang kehilangan pekerjaan di dunia pariwisata, dan kembali jadi nelayan termasuk kami warga kampung Komodo. Saat sekarang ketika semua alat produksi untuk menangkap ikan sudah tidak ada, maka cara yang paling cepat adalah yang tidak ramah lingkungan dan bertentangan dengan konservasi. Gunakan tuba, balik karang, pukat cincin, pukat harimau bahkan bom ikan. Jika itu terjadi, maka konservasi dalam tekanan. Satwa dan kelestarian terancam. Keadaan mundur seperti puluhan tahun lalu. Kami mendesak pemerintah untuk duduk bersama lagi, tolong dengarkan kami suara warga komodo," kata Bram lagi.
Sebelumnya, masyarakat Desa Komodo melakukan aksi protes di Loh Liang atau Pulau Komodo pada Jumat 29 Juli 2022. Aksi yang melibatkan warga kampung Komodo dan para pedagang patung komodo menolak keras kenaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta.
Laporan Jo Kenaru/Â Manggarai Barat-NTT
Baca juga:Â Protes Tarif Tiket Naik, Masyarakat Tutup Akses Masuk Pulau Komodo