Ganjar: Guru Honorer Masih Dibutuhkan, Enggak Bisa Langsung Dihapus

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menghadiri Kongres ke-3 Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 30 Juli 2022.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA Nasional – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa penghapusan guru honorer harus dilakukan dengan tahapan yang jelas, termasuk mempertimbangkan persebaran tenaga pendidik karena kebutuhan tenaga pendidik masih cukup tinggi.

Kumpulan Ucapan Hari Guru Nasional 2024 Penuh Makna dan Menyentuh Hati

"Kalau langsung dihapus, tenaganya kurang, itu akan menyulitkan. Apalagi kalau guru, itu kurangnya masih banyak, termasuk persebarannya," kata Ganjar pada Kongres ke-3 Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu, 30 Juli 2022.

Menurutnya, pengurangan harus secara pelan-pelan dan bertahap, selain itu juga mendorong penggunaan teknologi untuk menggantikannya. Selama kedua hal itu belum dapat dilakukan, katanya, kebutuhan akan guru honorer masih sangat tinggi.

Genjot Digitalisasi Pendidikan RI, Arasoft Latih Guru Ubah Bahan Pelajaran Konvensional Jadi eBook Interaktif

Ganjar PranowoJelaskan Hasil Video Call dengan TKI di Kamboja

Photo :
  • Teguh Joko Sutrisno

Persebaran tenaga pendidik saat ini masih kurang merata, katanya, karena masih banyak daerah yang kekurangan tenaga pendidik. Maka penghapusan guru honorer juga harus mempertimbangkan hal itu.

Respons Kapolri soal Gibran Dorong UU Khusus untuk Lindungi Guru dari Kekerasan

Guru honorer, menurutnya, masih dihadapkan dengan beberapa masalah, di antaranya kesejahteraan di sekolah swasta. Dia mendorong yayasan yang menaungi sekolah swasta untuk lebih memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidiknya. "Ini, menurut saya, menjadi penting, dan itu bisa disubsidi silang," katanya.

Ilustrasi siswa dan guru.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

Menurut Ganjar, sekolah swasta juga harus menyiapkan alternatif dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berubah. Kurikulum, metode, maupun sumber daya harus dikelola sesuai perkembangan zaman. Sebab hal itu akan bermanfaat untuk kesiapan pelajar ketika sudah lulus dari sekolah.

"Saya senang dari PGSI membawa semangat kemanusiaan, persatuan Indonesia, semangat kebangsaan dan itu nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini," ujarnya.

Teguh Joko Sutrisno/Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya