Protes Tiket Mahal, Masyarakat Segel Loket Tiketing Pulau Komodo
- Jo Kenaru/tvOne
VIVA Nasional – Masyarakat Desa Komodo melakukan aksi protes di Loh Liang atau Pulau Komodo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) Jumat 29 Juli 2022. Aksi yang melibatkan warga kampung Komodo dan para pedagang patung komodo menolak keras kenaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo menjadi Rp3,75 juta.
Sejumlah poster dibetangkan warga di Loh Liang. Aksi tersebut menjadi tontonan turis yang sedang mengunjungi spot yang merupakan habitat asli kadal purba komodo.
Sejumlah orator yang berbicara bergantian menggunakan mikrofon menyatakan terus melawan kebijakan perintah yang dengan alasan konservasi. Menurut mereka, kenaikan tiket masuk ke Taman Nasional Pulau Komodo sangat mengganggu animo kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo.
Warga berkata, wacana kenaikan tiket masuk langsung menyebabkan pembatalan kunjungan ke TN Komodo. Bagi warga Desa Komodo kondisi tersebut amat mengancam ekonomi mereka sebab warga bergantung pada penjualan aneka souvenir dan patung komodo di Loh Liang.
"Kalau terjadi pembatalan otomatis kunjungan berkurang. Dan pendapatan kami hilang. Jika ini yang terjadi saya pastikan tidak akan ada warga yang mau mati sengsara di sini. Lebih kami lawan kebijakan perintah sampai kapanpun," kata seorang orator dalam video yang beredar.
Aksi protes yang diikuti puluhan pedagang souvenir ini berlangsung tanpa pengawalan aparat keamanan. Hanya ada para jagawana yang sedang bertugas.
Warga juga sempat berusaha menghubungi Kepala BTNK Lukita Awang melalui HP seorang ranger namun Awang tidak mengangkat teleponnya. Warga yang berusaha menyampaikan aspirasi mereka melalui sambungan telepon menjadi tambah marah.
Warga yang murka kemudian menyegel posko tiketing. Di loket tiketing mereka memaku poster " tempat ini disegel".
Tuntutan warga Desa Komodo yang mayoritas mengais rejeki dengan menjual patung komodo di Loh Liang mengancam akan melakukan aksi anarkis dengan massa yang lebih besar lagi.
"Tuntutan kami hanya satu, batalkan kenaikan tiket mahal. Jika tuntutan masyarakat dipandang sepele kami tidak akan segan-segan melakukan aksi anarkis dengan skala yang lebih besar," sebut pedagang patung komodo dengan suara meninggi.
Sindir alasan konservasi
Ihsan, peserta aksi yang dihubungi VIVA mengatakan warga akan terus menggelar aksi serupa di Loh Liang sampa tuntutan warga diakomodir.
"Keputusan menaikan harga tiket masuk ke TN Komodo yang tidak pernah melibatkan komunitas pelaku pariwisata termasuk kami di Pulau Komodo justru merupakan tindakan membunuh sektor pariwisata di daerah ini," ujar Ihsan.
Menurut Ihsan, warga Desa Komodo menolak segala bentuk alasan yang disampaikan perintah di balik kenaikan harga tiket masuk ke TNK.
"Untuk kami di Pulau Komodo tidak mengganggu konservasi yang selama ini berjalan. Kami dengan populasi warga yang banyak pun tidak mengganggu habitat komodo, buktinya populasi komodo makin bertambah. Alasan konservasi itu naif sehingga menimbulkan spekulasi. Kami tolak, sampai titik darah penghabisan kami tolak," tekan Ihsan.
Merasa habitat dan populasi komodo baik-baik saja, Ihsan pun menganjurkan agar pemerintah lebih baik memaksimalkan pengawasan rantai makanan Komodo dari para pemburu liar yang datang dari luar.
"Alasan konservasi sangat tidak tepat. Masyarakat komodo ada sebelum adanya pihak TNK dan secara realitas populasi komodo tidak terganggu oleh warga Desa Komodo yang jumlah dan aktivitas yang begitu banyak. Warga Komodo sangat menjaga tempat ini yang perlu dipikirkan oleh KLHK adalah operasi rutin menghentikan perburuan liar yang merusak rantai makan komodo. Kami di sini tidak memburu rusa dan tidak mengebom ikan. Yang terus meresahkan justru orang dari luar," cetus Ihsan.
Laporan: Jo Kenaru/ Manggarai Barat-NTT