Kopda Muslimin Tewas Diduga Minum Racun
- VIVA/Teguh Joko Sutrisno
VIVA Nasional – Kopda Muslimin, otak penembakan dengan senjata api yang menyasar korban sekaligus istrinya bernama RW (34) di Semarang, Jawa Tengah ditemukan meninggal dunia di kediaman orangtuanya di Kendal. Kematian Kopda Muslimin dibenarkan oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi.
"Yang jelas, yang bersangkutan meninggal dunia di rumah orang tuanya," ujar Luthfi kepada wartawan, Kamis, 28 Juli 2022.
Kata Luthfi, Kodpa Muslimin ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB pagi tadi. Tepatnya, sebelum pihak kepolisian datang ke kediaman orang tua Kopda M.
"Yang bersangkutan meninggal dunia sebelum polisi datang," bebernya.
Luthfi menuturkan, setibanya Kopda Muslimin di kediaman orang tuanya, ia langsung meminta obat maag dan air manis untuk diminum. Setelahnya, ia muntah dan tertidur hingga ditemukan meninggal dunia. Dugaan sementara, Luthfi menyebut Kodpa Muslimin diduga minum racun sebelum akhirnya meninggal.
"Indikasi, ada tanda-tanda minum racun," jelas Luthfi.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 5 orang pelaku penembakan dengan senjata api yang menyasar korban bernama RW (34) di Semarang berhasil diringkus jajaran Kepolisian di Jawa Tengah.
Korban yang merupakan istri anggota TNI itu ditembak orang tak dikenal di Jalan Cemara III Banyumanik Semarang Senin, 18 Juli 2022 lalu.
"Modus operandi yang dilakukan adalah penembakan dengan senjata api. Motifnya adalah memperoleh upah," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers di Mapolda Jateng, Senin, 25 Juli 2022.
Kelima tersangka itu masing-masing Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho sebagai eksekutor. Kemudian Supriono dan Agus Santoso sebagai tim pengawas, dan Dwi Sulistiyono sebagai penyedia senjata api yang digunakan pelaku untuk penembakan korban. Dalam kasus penembakan ini, suami korban yang bernama Kodpa Muslimin menjadi otak dari pembunuhan berencana tersebut.
Usai ditembak, korban langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Setibanya di rumah sakit, suami korban menghubungi eksekutor untuk menyerahkan uang transaksi hasil pelaksanakan kegiatan penembakan korban.
"Suami korban keluar ke minimarket sekitar 300 meter dari rumah sakit, diberikan uang Rp120 juta sebagai kompensasi dan telah dibagi oleh para pelaku," ungkapnya.
Adapun motif Kopda Muslimin membunuh istrinya dengan menyuruh orang lain melakukan penembakan karena memiliki kekasih baru. Hal ini berdasarkan keterangan dari pacar Kopda Muslimin yang sudah diperiksa berinisial W.
Baca juga: Sebelum Tewas, Kopda Muslimin Diminta Ayahnya Menyerahkan Diri
Pemberitaan berikut ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau anda tak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, permasalahan psikologi yang berujung pemikiran untuk melakukan bunuh diri segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.